Benarkah Tahun 2030 Jakarta akan Tenggelam?
Presiden Joko Widodo sempat menyebut bahwa seluruh Jakarta Utara akan berada di bawah permukaan laut pada 2030.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo sempat menyebut bahwa seluruh Jakarta Utara akan berada di bawah permukaan laut pada 2030.
Pernyataan tersebut diungkapkan Jokowi dalam rapat terbatas terkait reklamasi Teluk Jakarta.
Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas membahas reklamasi teluk Jakarta menyatakan penurunan muka tanah di ibukota sudah dalam tahap yang memprihatinkan. Bahkan, ia memprediksi, jika dibiarkan dan tak ditanggulangi, seluruh Jakarta Utara akan tenggelam pada 2030 mendatang.
"Data yang saya terima penurunan muka tanah di DKI sudah sangat mengkhawatirkan, rata-rata 7,5 cm sampai 12 cm," kata Jokowi Rabu kemarin.
Beberapa sungai yang melewati Jakarta tidak bisa mengalirkan airnya dan diintegrasi ke Teluk Jakarta.
"Oleh sebab itu pengendalian terhadap air dan lingkungan Jakarta harus dilakukan secara terpadu, terintegrasi dari hulu ke hilir," katanya.
Menurut Presiden, sebagai Ibukota negara, DKI Jakarta harus memiliki pertahanan dan daya dukung lingkungan yang sustained dan berkelanjutan.
"Baik dalam penyediaan kualitas air besih, air minum dan juga mitigasi penurunan permukaan tanah, pengelolaan air limbah, revitalisasi sungai dan banjir," katanya.
Menanggapi hal tersebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyebut, adanya prediksi mengenai tenggelamnya Jakarta Utara pada 2030 hanya satu dari sekian banyak teori.
"Karena teori itu, masih berdebat. Ini karena ada teori yang mengatakan, dia akan turun, tetapi akan berhenti pada batas tertentu. Cuma, ada teori yang mengatakan, mungkin dia sampai 1 meter, kemudian dia akan berhenti. Namun, ada juga teori yang mengatakan enggak, akan terus," ujar Ahok.
Meski menyebut bahwa prediksi mengenai tenggelamnya Jakarta Utara pada 2030 hanya teori, Ahok menyatakan, Pemerintah Provinsi DKI saat ini terus melakukan berbagai upaya untuk mencegah penurunan muka tanah di Jakarta, salah satunya mempercepat agar peraturan pelarangan pengambilan air tanah dikeluarkan.
Langkah selanjutnya adalah membangun tanggul laut yang merupakan bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Ia menyebut, yang saat ini sedang dilakukan adalah pembangunan tanggul A di sisi barat pesisir utara Jakarta.
"Kita mau tes dulu tanggul A, sambil tanggul B dan C lagi dipelajari. Kita akan coba bangun dulu tanggul A dari situ, baru kita akan ukur tiap tahun turun berapa sentimeter," kata Ahok.
Analisis mengenai ancaman Jakarta yang akan tenggelam memang banyak sekali bermunculan. Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum memprediksi dalam waktu jangka waktu 34 tahun ke depan wilayah Jakarta akan tenggelam.