Senin, 29 September 2025

Peran Ayah dalam Pengasuhan Jadi Jurus Jitu Cegah Anak Jadi Generasi Strawberry yang Lembek

Sosok seorang ayah itu penting dalam pola pengauhan agar terbentuk generasi tangguh bukan generasi strawberry yang lembek.

Tribunnews.com/Rina Ayu
PERAN AYAH - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Kepala BKKBN Wihaji dalam kegiatan ‘Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh’ yang dilaksanakan di Ballroom kantor Kemendukbangga)/ BKKBN pada Senin (14/4/2025). Ia mengungkapkan kekhawatiran tumbuh kembang anak yang kehilangan sosok ayah dalam pengasuhannya atau fatherless.. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/ Kepala BKKBN Wihaji mengungkapkan kekhawatiran tumbuh kembang anak yang kehilangan sosok ayah dalam pengasuhannya atau fatherless.

Merujuk data Unicef, sekitar 20,9 persen anak di Indonesia kehilangan sosok ayah ketika mereka bertumbuh dan berkembang.

Baca juga: Gus Sholeh: Indonesia Butuh Generasi Optimis untuk Masa Depan yang Gemilang dan Cerah

“Karena itu negara hadir karena bagi generasi ke depan itu, sosok seorang ayah itu penting. Jangan hanya memberikan rezeki, tapi ada sentuhan-sentuhan lain. Itu PR-nya. Maaf (jika tidak ada peran ayah) maka hasilnya ada strawberry generation, atau Hello Kitty generation. 

Padahal ke depan, Indonesia memerlukan orang-orang yang tangguh,”ujar dia dalam kegiatan ‘Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh’ yang dilaksanakan  di Ballroom kantor Kemendukbangga)/ BKKBN pada Senin (14/4/2025).

Ditambahkan praktisi Neuro Parenting Skill dr. Aisah Dahlan., CMHt., CM. NLP, fenomena fatherless yang banyak dialami ini lantaran pandangan dan posisi ayah adalah pencari nafkah semata.

Baca juga: Generasi Muda dan Bank Digital: Antara Gaya Hidup Konsumtif dan Kemandirian Finansial

Padahal ada tanggung jawab pendidikan ada pada ayah.

“Menurut banyak penelitian dimana-mana itu, seorang anak yang ayahnya tidak tegas, maka anaknya  terlalu lembek untuk berhadapan dengan masalah. Tapi kalau dengan ayah memang touching, mendampingi, tegas bukan kasar ya. Maka anaknya tidak lembek alias tangguh,” ungkap dia.

PARENTING - Praktisi Neuro Parenting Skill dr. Aisah Dahlan., CMHt., CM. NLP dalam kegiatan ‘Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh’ yang dilaksanakan  di Ballroom kantor Kemendukbangga)/ BKKBN pada Senin (14/4/2025).
PARENTING - Praktisi Neuro Parenting Skill dr. Aisah Dahlan., CMHt., CM. NLP dalam kegiatan ‘Bincang Keluarga: Membangun Keluarga Harmonis dan Tangguh’ yang dilaksanakan di Ballroom kantor Kemendukbangga)/ BKKBN pada Senin (14/4/2025). (Tribunnews.com/Rina Ayu)

Dalam pengasuhan peran ayah ujar dr Aisah adalah penentu visi dan misi, sementara pelaksanaan hariannya Ibu.

Contoh yang bisa dilakukan adalah ayah harus sampaikan tidak boleh menyekutukan Allah. Nanti yang menjelaskan Ibu.

Kemudian berbakti pada orang tua, ayah yang harus berbicara, ibu yang menjelaskan, bagaimana yang disebut berbakti, setiap berangkat harus pamit, cium tangan.

Juga soal ketaatan beribadah harus ayah yang berperan dan memberi contoh.

“Seperti itu, jadi cuma beberapa poin sebetulnya Ayah bisa sampaikan dengan gaya Ayah yang tadi tegas, diulang-ulang sesuai usia anak,” jelas dia.

Dokter Aisah menyebut dalam membangun keluarga yang harmonis, tangguh serta bahagia, kunci utamanya adalah kasih sayang, saling memahami, saling menghormati, dan saling mendukung satu sama lain.

Keharmonisan keluarga merupakan indikator penting dalam kebahagiaan masyarakat Indonesia, dengan pengaruh terbesar pada kepuasan hidup sosial. Data BPS menunjukan indeks kebahagiaan keluarga Indonesia mencapai 71,86 persen pada tahun 2023, dengan ketentraman 59,79 persen dan kemandirian 52,49 persen.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan