Menteri Wihaji: Tokoh Agama Perlu Dilibatkan Tekan Angka Pernikahan Dini
Kepala BKKBN Wihaji menyoroti remaja yang menikah dini belum memiliki pemahaman yang baik terkait kehamilan dan pola asuh anak.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Erik S
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji mengingatkan agar anak muda tidak menikah terlalu dini.
Pernikahan dini bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting.
Ia menyoroti, remaja yang menikah dini belum memiliki pemahaman yang baik terkait kehamilan dan pola asuh anak.
Baca juga: 1.606 Surat Dispensasi Pernikahan Dini Dipalsukan Eks Panitera dan Pegawai KUA Sumedang, Masih Sah?
Selain itu, remaja masih membutuhkan pemenuhan gizi maksimal hingga usia 21 tahun.
“Salah satu penyebab stunting selain air bersih, asupan kisi, sanitasi, juga pernikahan dini,” kata dia saat ditemui dalam kegiatan Kirab Bangga Kencana di kantor BKKBN Jakarta, Kamis (26/6).
Di Indonesia saat ini masih banyak daerah yang memiliki angka pernikahan dini yang tinggi seperti di provinsi NTT.
Karena itu menurut Wihaji diperlukan edukasi yang tepat melalui pendekatan tokoh masyarakat dan agama.
“Problem lokal pernikahan dini itu butuh melibatkan para tokoh-tokoh lokal. Perlu kiai, romo, pendeta yang mungkin tiap hari melakukan pendekatan secara psikologis untuk tidak menikah di usia terlalu muda. Jangan melakukan pernikahan dini, nanti bisa stunting, pendidikannya bisa rusak, kemudian reproduksinya juga tidak baik, ekonominya juga tidak baik, kemudian bisa putus sekolah dan sebagainya,” terang mantan bupati Batang ini.
Perangi Stunting Butuh Kolaborasi: Pemerintah, Swasta, hingga Masyarakat Turun Tangan |
![]() |
---|
Bahaya Laten Cacingan: Anak Mudah Lelah, Sulit Konsentrasi, hingga Stunting |
![]() |
---|
BNI Dorong Percepatan Penurunan Stunting di NTT dan Banten |
![]() |
---|
Pencegahan Stunting Sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Kunci Membangun Generasi Sehat |
![]() |
---|
Rumah Sehat BAZNAS Berau Cegah Stunting lewat Layanan Kesehatan Ibu dan Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.