Tidak Hanya Ibu, Ayah Punya Peran Penting Soal 'Bonding Time' Meski Sibuk Kerja
Siapa yang memiliki kekuatan di bidang tertentu, dan siapa yang lebih cocok mendampingi anak dalam konteks tertentu.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
willy Widianto
lihat foto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bonding time alias keterikatan kuat antara orangtua dan anak tidak hanya sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Peran ayah meski sibuk bekerja juga memiliki kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang untuk melindungi dan merawat anak agar tercipta bonding time.
Baca juga: Aktivitas Bonding Time yang Ideal untuk Anak, Orang Tua Wajib Tahu
Psikolog Pritta Tyas, M.Psi mengatakan ketika ayah hadir dalam pengasuhan, motivasi anak untuk mencoba hal-hal baru bisa meningkat. Salah satu contohnya adalah rough and tumble play atau permainan fisik yang intens seperti digendong, diangkat, atau dibuat seperti pesawat.
“Kalau itu yang melakukan ayah, itu kayak lebih fun, lebih seru gitu,” kata Pritta pada konferensi pers peluncuran Jakarta Family Walk 2025, di Jakarta Selatan, Jumat(27/6/2025).
Dibandingkan ibu yang cenderung protektif, ayah umumnya memberikan kebebasan lebih besar dalam eksplorasi fisik. Saat anak belajar naik sepeda di trek ekstrem, misalnya, ibu bisa jadi akan mudah panik.
Namun ayah justru menawarkan teknik, strategi, dan ruang belajar yang lebih tenang tanpa banyak komentar. Dari sinilah kepercayaan diri anak tumbuh. Anak merasa punya kemampuan untuk mengatasi tantangan.
Selain itu, nasihat yang diberikan oleh ayah dan ibu pun seringkali berbeda arah, dan keduanya sama pentingnya. “Ayah ini kalau masuk dengan point of view yang beda, biasanya akan ada nasihat-nasihat yang beda juga,” ujarnya.
Mulai dari soal keberanian mencoba hal baru, hingga bagaimana menyikapi kegagalan. Alih-alih membagi waktu bonding time secara sama rata antara ayah dan ibu, yang lebih penting adalah komunikasi antara orangtua.
Baca juga: Caca Tengker Ceritakan Tantangan Pola Asuh Anak sebagai Orang Tua di Era Digital
Siapa yang memiliki kekuatan di bidang tertentu, dan siapa yang lebih cocok mendampingi anak dalam konteks tertentu.
Misalnya, ibu fokus pada rutinitas, kebersihan, dan nutrisi, sementara ayah lebih ke stimulasi fisik dan tantangan emosional.
"Pola ini saling mengisi dan memperkaya pengalaman anak dalam membangun kepribadian utuh," ujar Pritta.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.