Jumat, 3 Oktober 2025

Naskah Khutbah Jumat 31 Januari 2025, Menyambut Bulan Syaban yang Sering Dilupakan

Inilah naskah khutbah Jumat 31 Januari 2025 dalam rangka menyambut datangnya bulan Syaban 1446 Hijriah, tentang tuntunan ibadah Rasulullah SAW.

SERAMBI INDONESIA /M ANSHAR (aan)
KHUTBAH JUMAT SYABAN - Umat Islam memadati Masjid Raya Baiturrahman saat pelaksanaan Shalat Jumat pertama bulan suci Ramadhan 1434 Hijriah, Jumat (12/7/2013). Inilah naskah khutbah Jumat 31 Januari 2025 dalam rangka menyambut datangnya bulan Syaban 1446 Hijriah, tentang tuntunan ibadah Rasulullah SAW. 

Kedua, dari Ummu Salamah RA, beliau berkata :

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

“Saya belum pernah melihat Nabi SAW berpuasa dua bulan berturut-turut selain di bulan Sya’ban dan Ramadan.” (HR. Tirmizi)

Mari kita pelajari mengapa Rasulullah SAW, teladan indah bagi kita semua, menggandakan semangat dalam beribadah di bulan Sya’ban seperti sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang bisa kita petik.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Pertama, bulan Sya’ban banyak dipandang sebelah mata dan banyak pula orang yang melalaikannya. 

Oleh karena itu, Nabi SAW memberikan contoh kepada kita agar tidak melupakannya, dengan beliau menghidupkan hari-hari di dalamnya dengan ibadah.

Selain itu, beliau SAW ingin menunjukkan kepada umat keutamaan beribadah di saat sebagian manusia berada dalam kelalaian.

Secara umum kita sangat memerhatikan bulan Rajab yang diharamkan oleh Allah dengan segala keistimewaannya. 

Ketika bulan tersebut sudah lewat dan memasuki bulan Sya’ban, kita menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa.

Inilah yang diingatkan oleh Rasulullah SAW agar kita tidak terlena atau kendor semangatnya dalam menyambut bulan Sya’ban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Alasan kedua, bulan Sya’ban bulan diangkatnya amal perbuatan sehingga beliau SAW ingin amal-amal yang dilaporkan itu adalah amal-amal kebaikan bukan keburukan.

Dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya, “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban.”

Nabi SAW bersabda,

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. an-Nasa’i)

Pada bulan itu seluruh amal manusia disaring, amal yang tulus ikhlas mencari rida-Nya maka akan diterima oleh Allah. Sebaliknya amal yang tidak tulus maka akan dikembalikan kepada pemiliknya.

Bagi yang amalnya diterima maka dia akan terbebas dari rasa bosan dan jenuh sehingga akan selalu mengerjakan amal salehnya dengan ikhlas. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved