Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Libur Panjang di Akhir Bulan Oktober, Ini 5 Tips Liburan Aman dari Penularan Covid-19

Pemerintah terus mengingatkan pada masyarakat agar sebisa mungkin berada di rumah dalam libur panjang pada 28 Oktober 2020 hingga 1 November 2020

https://www.freepik.com/
Ilustrasi liburan 

Begitu juga pada libur panjang tanggal 20-23 Agustus 2020, juga terjadi kenaikan jumlah kasus harian sebanyak 58% hingga 118% sejak libur panjang pekan ketiga bulan Agustus 2020 dengan rentang waktu 10 hari sampai 14 hari.

"Juga terjadi angka kenaikan absolut pada tes dengan hasil positif yang naik mencapai 3,9% dalam dua minggu di tingkat nasional," papar Wiku dikutip dari channel YouTube BNPB Indonesia, Rabu (21/10/2020).

 

 Kenaikan Kasus Covid-19 Bertambah Setelah Libur Panjang
 Kenaikan Kasus Covid-19 Bertambah Setelah Libur Panjang (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

Terkait hal ini Wiku mengimbau, masyarakat tidak melakukan perjalanan keluar rumah, ke tempat kerumunan, atau pulang kampung saat periode libur panjang pekan depan guna menekan kasus penyebaran Covid-19.

Namun jika mendesak harus keluar rumah, penting masyarakat untuk menegakkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir.

Wiku juga mendorong agar perkantoran dan perusahaan melakukan antisipatif bagi karyawan yang hendak berpergian ke luar kota pada masa periode libur panjang.

Baca juga: Satu ASN Pemkot Yogyakarta Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Suami

Perusahaan didorong untuk meminta karyawan melaporkan ke kantor, terutama yang pergi ke zona oranye dan merah.

Selain itu perusahaan mendorong karyawannya menjalani isolasi mandiri jika mengalami gejala demam, gangguan pernafasan, atau hilang indera perasa dan penciuman setelah libur panjang.

"Karyawan yang berpergian ke zona oranye dan merah harus melaporkan ke perusahaan," tegasnya.

 

Pengurangan mobilitas tunda kemunculan kasus

Wiku menunjukkan hasil studi pengurangan mobilitas tunda kemunculan kasus
Wiku menunjukkan hasil studi pengurangan mobilitas tunda kemunculan kasus (Tangkap layar channel YouTube BNPB)

Wiku kemudian menunjukkan hasil studi tahun 2020 Effect of Human Mobility Restriction on The Spread of Covid-19 in Shenzhen China Modelling Study Using Mobile Phone Data, menunjukkan pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 20% dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 33% dan menunda kemunculan puncak kasus selama dua minggu.

Pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 40% dapat melandaikan kurva kasus 66% dan menunda kemunculan puncak kasus selama empat minggu.

Data lain, pengurangan mobilitas dalam kota sebanyak 60% dapat melandaikan kurva kasus sebanyak 91% dan menunda kemunculan puncak kasus selama 14 minggu.

Baca juga: Jokowi Perintahkan Menteri Kesehatan Agar Tak Ada Lagi Pasien Covid-19 Jalani Isolasi di Rumah

Studi lainnya masih di tahun 2020 Stay at Home Works to Fight Again Covid-19 International Evidance from Google Mobility, data dibuat dari 130 negara, menunjukkan 1% peningkatan masyarakat yang berdiam di rumah akan mengurangi 70 kasus dan 7 kematian mingguan.

Bahkan 1% pengurangan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi umum di terminal, stasiun, dan bandara akan mengurangi 33 kasus dan 4 kematian mingguan.

Sebanyak 1% pengurangan kunjungan masyarakat ke ritel dan tempat rekreasi juga mengurangi 25 kasus dan 3 kematian mingguan.

Apabila terjadi 1% kunjungan ke tempat kerja akan mengurangi 18 kasus dan 2 kematian mingguan.

"Bisa dibayangkan berapa banyak nyawa yang bisa dilindungi dan selamatkan dengan pengurangan kunjungan tadi," kata Wiku seraya mengingatkan masyarakat bahwa angka kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved