Perempuan Jadi Garda Terdepan: Sinergi Kementan dan IWAPI Perkuat Ketahanan Pangan Nasional
Kementan dan IWAPI bersinergi mendorong perempuan jadi garda terdepan ketahanan pangan lewat urban farming dan gerakan pangan rumah tangga
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) sepakat memperkuat sinergi dalam menggerakkan peran perempuan sebagai garda terdepan ketahanan pangan nasional. Kolaborasi ini menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan melalui kegiatan pertanian, peternakan, dan urban farming berbasis rumah tangga.
Ketua Umum IWAPI, Nita Yudi, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kemitraan strategis yang telah terjalin sejak periode pertama kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Menurutnya, IWAPI siap menjadi mitra aktif Kementan dalam memperluas gerakan perempuan pangan nasional.
IWAPI, dengan jaringan di 38 provinsi dan lebih dari 40 ribu anggota perempuan pengusaha, melihat potensi besar perempuan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Banyak anggotanya telah aktif di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, hingga pengolahan hasil pangan.
“Alhamdulillah hari ini kami diterima langsung oleh Pak Menteri Amran. IWAPI memang sudah sejak lama menjadi mitra strategis Kementan. Sekarang kami fokus pada isu pangan dan akan membuat Gerakan Perempuan Pangan Nasional bersama Kementan,” ujar Nita usai audiensi dengan Mentan Amran di Jakarta, Senin (6/10).
Nita menilai keberhasilan Kementan dalam menjaga stok dan produksi pangan nasional di bawah kepemimpinan Mentan Amran menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian berada di jalur yang tepat.
“Selama satu tahun terakhir Indonesia tidak melakukan impor beras, dan stok nasional bahkan mencapai 4,2 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Ini prestasi luar biasa,” ungkapnya.
Baca juga: Cadangan Beras Pemerintah Hingga Akhir Tahun Ditargetkan 3 Juta Ton, Impor Tak Lagi Diperlukan
Lebih lanjut, Nita menjelaskan bahwa IWAPI juga mendukung program pemerintah Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi bagian dari Asta Cita Presiden. Melalui gerakan pangan dari rumah, IWAPI mendorong perempuan untuk memproduksi kebutuhan pangan sendiri, mulai dari sayuran, cabai, hingga peternakan kecil seperti ayam dan kambing.
“Kami ingin menggerakkan para ibu rumah tangga dan perempuan pengusaha agar mandiri secara pangan. Urban farming dan ternak skala rumah tangga akan memberi dampak besar bagi ekonomi keluarga sekaligus mendukung program MBG pemerintah,” jelasnya.
IWAPI telah memiliki sejumlah kegiatan konkret di sektor pertanian dan peternakan, seperti perkebunan cabai dan buah di Gresik, serta peternakan sapi dan kambing di Lampung Utara yang sebelumnya juga didukung Kementan.
“Kami sudah punya contoh nyata hasil kolaborasi dengan Kementan di kabinet sebelumnya, dan kami ingin melanjutkan itu. Kalau perempuan mau bergerak, dampaknya luar biasa,” tegasnya.
Ke depan, IWAPI juga akan berkolaborasi dalam digitalisasi pertanian untuk memperluas akses dan efisiensi produksi pangan. IWAPI siap menjadi mitra Kementan dalam menyosialisasikan inovasi pertanian digital ke seluruh daerah.
“Kami ingin perempuan menjadi role model dalam kemandirian pangan. Dengan gerakan IWAPI, insya Allah perempuan Indonesia bisa menjadi inspirasi dan penggerak utama ketahanan pangan nasional,” tutup Nita.
Baca juga: Kementan Percepat Swasembada Gula, KUR Tebu Rakyat Jadi Andalan
Sementara itu, Mentan Amran menyambut positif inisiatif IWAPI dan menegaskan komitmen Kementan untuk mendukung penuh gerakan tersebut. Kementan akan memfasilitasi kebutuhan teknis seperti penyediaan bibit perkebunan, hortikultura, serta bantuan untuk peternakan ayam dan kambing.
“Saya membayangkan akan ada konsorsium besar organisasi perempuan Indonesia yang bergerak bersama dalam program pangan bergizi, gerakan pangan murah, dan kegiatan swasembada pangan,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran menekankan, perempuan memiliki peran strategis dalam menentukan kualitas generasi bangsa melalui pangan sehat dan bergizi. Melalui Program Pangan Bergizi, yang melibatkan rumah tangga, sekolah, kantor, pesantren, ASN, dan aparat keamanan, masyarakat diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan segar seperti ayam, telur, ikan, susu, sayuran, dan umbi-umbian secara mandiri.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Wamentan Sudaryono Tegaskan Kunci Kesaktian Pancasila Ada di Ketahanan Pangan Indonesia |
![]() |
---|
Nilai Tukar Petani September Tembus 124,36: Bukti Kesejahteraan Petani Meningkat |
![]() |
---|
Beras Alami Deflasi 0,13 Persen pada September 2025, Akhiri Tren 4 Tahun Inflasi |
![]() |
---|
Iptu Rudiana Pimpin Langsung Program Buka Lahan Tidur jadi Produktif di Desa Suranenggala |
![]() |
---|
Wujudkan Ketahanan Pangan Berkelanjutan, Polsek Wetar Pelihara Kebun Tangguh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.