Minggu, 5 Oktober 2025

Orangtua Siswa Sekolah Rakyat Akan Diberdayakan untuk Bangkit dari Kemiskinan

Program Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pendidikan gratis bagi anak miskin, tetapi juga memberdayakan orangtua mereka melalui pelatihan

Editor: Content Writer
Dok. Kemensos
BERDAYAKAN ORANGTUA SISWA - Gus Ipul saat mengunjungi rumah pasangan Fitri Aryani dan Herman Hermawan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025). Program Sekolah Rakyat tidak hanya memberikan pendidikan gratis bagi anak miskin, tetapi juga memberdayakan orangtua mereka melalui pelatihan, permodalan, dan perbaikan tempat tinggal. 

TRIBUNNEWS.COM — Program Sekolah Rakyat tak hanya dirancang untuk memberi akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, tetapi juga ditujukan untuk memberdayakan orangtua mereka agar bisa bangkit dan hidup mandiri.

Hal ini disampaikan oleh Gus Ipul saat mengunjungi rumah pasangan Fitri Aryani dan Herman Hermawan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5/2025). Keduanya merupakan orangtua dari Hefi Nuryuni, calon siswa Sekolah Rakyat.

“Pak Presiden ini luar biasa ya, membuat kita semua harus menoleh ke keluarga yang mungkin belum terbawa dalam proses pembangunan,” ujar Gus Ipul.

Menurut Gus Ipul, selain menyediakan pendidikan gratis yang berkualitas, pemerintah juga akan mendampingi para orangtua siswa melalui program pemberdayaan ekonomi. Jika mereka memiliki minat untuk membuka usaha, akan disediakan pelatihan terlebih dahulu, kemudian difasilitasi dengan bantuan permodalan.

Baca juga: Hanya untuk Anak dari Keluarga Miskin Ekstrem, Gus Ipul: Sekolah Rakyat Harus Dikawal Bersama

Tak hanya aspek ekonomi, kondisi tempat tinggal keluarga siswa Sekolah Rakyat juga menjadi perhatian pemerintah. Seperti rumah keluarga Herman yang berdiri di atas lahan milik Dinas PU, dalam kondisi sempit dan memprihatinkan, dihuni enam orang. Pemerintah berencana melakukan perbaikan atau relokasi rumah tersebut.

“Direlokasi kalau ini. Mungkin dibangun di sini, ya mungkin direlokasi. Tapi nanti tetap kerja sama dengan kabupaten,” jelas Gus Ipul.

Keluarga Herman tergolong miskin ekstrem, masuk dalam kategori desil 1 pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dengan penghasilan kurang dari Rp1 juta per bulan sebagai buruh bangunan, Herman kesulitan mencukupi kebutuhan dasar keluarganya.

Dalam suasana penuh haru, Fitri Aryani menyampaikan rasa syukur atas perhatian yang diberikan pemerintah.

“Saya bingung, anak saya kan harus masuk SMP, yang satu masuk SD. Saya sudah bingung, pengen pesantrenin tapi besar biayanya. Ada kesempatan ini saya bahagia, Pak,” ungkapnya.

Sementara itu, Hefi tampak antusias menyambut peluang untuk kembali bersekolah. Meski terlihat malu, ia menunjukkan semangat dan harapan saat berbincang dengan Gus Ipul—cerminan dari harapan anak-anak lain yang mengalami kondisi serupa.

Fitri pun mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Presiden Prabowo Subianto.

“Terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo atas terselenggaranya program Sekolah Rakyat. Semoga Bapak lebih berjaya lagi,” ujarnya.

Menanggapi ucapan tersebut, Gus Ipul menegaskan bahwa kebijakan Presiden menjadi landasan kuat untuk menjangkau keluarga-keluarga yang selama ini luput dari perhatian pembangunan.

Kunjungan ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan elemen masyarakat dalam memastikan setiap anak Indonesia, termasuk mereka yang berasal dari keluarga miskin ekstrem, mendapatkan hak atas pendidikan serta tumbuh dalam keluarga yang berdaya dan memiliki tempat tinggal yang layak.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved