Penderita Diabetes Sebaiknya Cek Mata, Retinopati Diabetik Bisa Picu Kebutaan Tanpa Gejala Awal
Kondisi kerusakan pembuluh darah di retina mata ini, merupakan akibat kadar gula darah tinggi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Retinopati Diabetik bisa menyebabkan kerusakan permanen pada retina yang mengakibatkan kehilangan penglihatan parah atau kebutaan total.
Kondisi kerusakan pembuluh darah di retina mata ini, merupakan akibat kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali pada penderita diabetes.
Jika penanggulangannya tidak ditangani secara tepat, bisa memicu komplikasi mata lainnya, seperti edema makula, ablasi retina, dan glaukoma.
Dokter Spesialis Mata dari Klinik Mata dr. Hasri Ainun Habibie Bogor, dr Wina Siska Purnama, Sp.M, menyebut kondisi ini sebagai komplikasi kronis dari diabetes dengan kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang.
"Akibatnya penglihatan kabur, bahkan bila tidak segera ditangani akan menyebabkan kebutaan," ucap Wina di sela-sela pemberian donasi alat skrining mata kepada Klinik Mata dr. Hasri Ainun Habibie, Bogor belum lama ini.
Baca juga: Awas! Anak Sering Memiringkan Kepala dan Tidak Fokus Belajar, Ini Tanda Gangguan Mata Myopia
Yang patut diwaspadai, penyakit ini sering terjadi tanpa gejala awal.
Dijelaskannya, seiring memburuknya kondisi, penderita bisa mengalami beberapa gejala seperti penglihatan kabur atau berfluktuasi, terdapat “bintik hitam” atau bayangan melayang (floaters), warna terlihat pudar, dan kehilangan penglihatan secara bertahap, bahkan mendadak bila terjadi perdarahan besar.
Diabetes mellitus terus meningkat di Indonesia, diperkirakan pada 2030 jumlah penderita mencapai 21,3 juta orang.
Dari penyakit diabetes, maka besar kemungkinan akan menimbulkan terjadinya komplikasi akan penyakit lain.
Satu di antaranya Retinopati Diabetik atau komplikasi mata. Penyakit ini diperkirakan terjadi pada sekitar sepertiga dari penderita diabetes.
Pentingnya Skrining Dini
Menurut dia, sangat penting bagi penderita diabetes untuk melakukan pemeriksaan mata sejak dini dan lakukan dengan rutin.
Seiring kemajuan teknologi, alat skrining mata kini berbasis Artificial Intelligence (AI) dan pencitraan retina, dengan software bernama Eyeteligence Assure +.
Software ini memiliki proses yang relatif cepat, yaitu hanya 2 menit, tanpa prosedur medis yang repot (non-invasif) dan bisa menjadi alat skrining massal yang cukup efisien.
Betapa pentingnya skrining kesehatan sejak dini. Dan di sinilah teknologi berbasis mata mulai berperan.
Ada beberapa cara untuk mengobati diabetic retinopati, diantaranya dengan cara kontrol diabetes yaitu menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan menjaga agar kolesterol tetap normal.
Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, olahraga, dan minum obat sesuai anjuran dokter.
Beberapa tindakan juga dapat dilakukan untuk mengobati diabetic retinopati yaitu dengan cara terapi medis diantaranya dengan laser fotokoagulasi, atau juga dengan operasi jika sudah ada perdarahan atau kerusakan serius pada retina.
“Untuk terapi Diabetic retinopati sendiri bermacam-macam, tergantung dari seberapa berat diabetic retinopati dialami pada pasien, beberapa tindakan yang dapat dilakukan misalnya laser, injeksi Anti VEGF, atau bahkan operasi viterktomi,” ucap Wina.
Wina mengatakan, diabetic retinopati bisa dideteksi dengan beberapa pemeriksaan penunjang, salah satunya dengan alat Optain.
“Penyakit ini dapat kita lihat dengan pemeriksaan segmen posterior, jika pasien didapatkan Diabetic retinopati biasanya kita temukan adanya perdarahan atau neovaskular di Retina,” tuturnya.
Director Bussiness Development APAC, Optain Australia, Babak Asgari mengatakan, skrining Mata ini berbasis Artificial Intelligence (AI) dan pencitraan retina, dengan software khusus memiliki proses yang relatif cepat, yaitu hanya 2 menit.
Tak hanya cepat, tapi juga tanpa prosedur medis yang repot (non-invasif) dan bisa menjadi alat skrining massal yang cukup efisien.
"Prevalensi diabetes dan penyakit jantung relatif tinggi dan meningkat sehingga kebutuhan akan skrining dini sangat besar. Namun masyarakat dan pemerintah sepertinya sudah mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan secara preventif, seperti mendeteksi dini penyakit kronis," terangnya.
Direktur Utama PT Ilthabi Rekatama, Agung Sarwana, donasi ini dilakukan sebagai penghargaan atas perjuangan Ainun Habibie yang kerap membantu penderita kebutaan akibat penyakit mata terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Kondisi Fahmi Bo Kian Memprihatinkan: Kaki Lumpuh, Tak Makan Nasi Sudah 2 Minggu |
![]() |
---|
Upaya Cegah Diabetes dan Obesitas, 3 Kelurahan di Solo Deklarasikan Kampung Sehat |
![]() |
---|
Program MBG Bisa Cegah Pelajar Jajan Sembarangan dan Konsumsi Makanan Ultra Proses |
![]() |
---|
Sering Salah Diagnosis, Kenali Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Diabetes Tipe 1 pada Anak, Penyakit Autoimun yang Sering Terlambat Terdeteksi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.