Stres Bisa Bikin Jantung Berdetak Tidak Teratur, Waspadai Risiko Aritmia dan Serangan Jantung
Banyak orang berpikir penyakit jantung hanya dipicu oleh pola makan tidak sehat atau kurang olahraga.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orang berpikir penyakit jantung hanya dipicu oleh pola makan tidak sehat atau kurang olahraga.
Padahal, ada faktor lain yang sama pentingnya tetapi sering diabaikan, yaitu kesehatan mental.
Stres, kecemasan, dan depresi tidak hanya berdampak pada pikiran, tetapi juga bisa mengganggu ritme jantung.
Hubungan antara otak dan jantung ternyata lebih erat daripada yang dibayangkan.
Menurut dr. Anindita Wulandari, SpJP, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, stres kronis bisa memicu pelepasan hormon adrenalin dan kortisol secara berlebihan.
“Stres yang berlangsung lama membuat tekanan darah naik, detak jantung menjadi tidak teratur, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko serangan jantung,” jelas dr. Anindita pada keterangannya, Minggu (28/9/2025).
Bagaimana Stres Memengaruhi Jantung?
Saat seseorang mengalami stres, tubuh memicu respons “fight or flight”.
Denyut jantung meningkat, pembuluh darah menyempit, dan tekanan darah naik.
Jika kondisi ini terus berulang, jantung bekerja terlalu keras.
Baca juga: Klarifikasi RSUP Ngoerah soal Kematian WNA Australia: Jantung Diambil untuk Autopsi, Bukan Dicuri
Dampaknya bisa berupa aritmia, hipertensi, hingga penyakit jantung koroner.
Bahkan, ada kondisi langka yang disebut Broken Heart Syndrome, di mana stres emosional ekstrem dapat menyebabkan otot jantung melemah sementara.
Tanda Bahaya yang Perlu Dikenali
Kesehatan mental yang terganggu bisa menunjukkan gejala fisik, seperti:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.