Modernisasi dan Makanan Kemasan Jadi Pemicu Meningkatnya Kasus Alergi Pada Anak
Angka kasus alergi makanan pada anak semakin meningkat, baik di Indonesia maupun dunia.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Angka kasus alergi makanan pada anak semakin meningkat, baik di Indonesia maupun dunia.
Fenomena ini dipengaruhi bukan hanya faktor genetik, tetapi juga gaya hidup modern yang tanpa sadar mengubah pola makan keluarga.
Baca juga: Demi Keamanan Pangan Anak, Orang Tua Jangan Malas Baca Label Makanan Kemasan
Menurut Bidang Ilmiah Unit Kerja Koordinasi (UKK) Alergi Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Endah Citraresmi, SpA Subsp.E.T.I.A (K), salah satu faktor utama adalah konsumsi makanan ultra processed food yang kini semakin mendominasi keseharian.
"Jadi banyak yang meneliti kenapa masyarakat modern banyak yang alergi atau penyakit imun. Ternyata ini berkaitan salah satunya mengonsumsi makanan kemasan yang mudah untuk disimpan," ungkapnya pada seminar virtual yang diselenggarakan oleh IDAI di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Selain itu, dr Endah juga menyinggung soal kaitan alergi dengan pola makan rendah serat.
“Makanan itu kurang serat, sementara serat penting untuk tubuh kita karena makanan bagi bakteri baik. Tanpa serat, produksi short chain fatty acid menurun, padahal itu berpengaruh pada sistem imun,” jelasnya.
Short chain fatty acid atau sam lemak rantai pendek berperan penting menjaga kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh.
Jika produksinya menurun, daya tahan tubuh melemah dan alergen lebih mudah memicu reaksi.
Selain kekurangan serat, pengawet dalam makanan kemasan juga menjadi masalah.
Bahan tambahan tertentu dapat merusak lapisan dinding usus sehingga “celah” antar sel lebih longgar.
Kondisi ini dikenal sebagai leaky gut, di mana zat asing atau alergen lebih mudah masuk ke peredaran darah.
Akibatnya, anak lebih rentan mengalami alergi.
Tidak berhenti di situ, gaya hidup modern juga membuat anak jarang bermain di luar rumah.
Padahal, paparan sinar matahari sangat penting untuk produksi vitamin D.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.