Senin, 29 September 2025

Bahaya! Baduta Jangan Sampai Terpapar Layar Gadget, Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Anak

Pentingnya keseimbangan antara simulasi digital dan aktivitas nyata yang melibatkan gerakan tangan langsung, seperti menggunting, melipat kertas.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: willy Widianto
freepik
PAPARAN GADGET - Ilustrasi anak bermain gadget. Dokter mengingatkan agar anak dibawah usia dua tahun jangan sampai diperkenalkan gadget. Hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan kognitifnya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kegemaran bermain video game di gadget ataupun konsol pada anak kerap memunculkan masalah hingga membuat khawatir para orang tua.

Baca juga: Gadget Bukan Pengasuh Anak, Orangtua Perlu Bijak Hadapi Screen Time Anak

Menanggapi hal ini, Dokter Spesialis Anak dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Farid Agung Rahmadi, Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K) beri penjelasan.

Menurutnya, beberapa jenis game memang dapat melatih koordinasi antara mata dan tangan bahkan berpotensi meningkatkan keterampilan motorik halus.

“Ada beberapa komponen game tertentu yang menuntut koordinasi mata dan motorik halus. Jadi kalau kita bilang dokter bedah itu koordinasi mata dan gerakan tangannya harus bagus, itu memang betul,” ujarnya pada webinar, Senin (9/6/2025).

Bahkan, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa dokter bedah yang terbiasa bermain game memiliki kemampuan bedah yang lebih baik.  Namun, Dr Farid mengingatkan bahwa hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan utama untuk membenarkan anak-anak bermain game secara berlebihan.

“Koordinasi skill-nya dokter bedah itu skill yang harus benar-benar dipraktikkan di dunia nyata. Kalau di game itu kan tidak memanipulasi benda secara langsung, hanya menekan tombol saja,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara simulasi digital dan aktivitas nyata yang melibatkan gerakan tangan langsung, seperti menggunting, melipat kertas, atau meronce.

Tanpa pengalaman fisik semacam itu, keterampilan motorik anak tetap tidak akan terasah dengan baik. “Kalau hanya pencet-pencet tombol tanpa pernah menggunakan tangan untuk manipulasi alat nyata, itu tidak akan terolah juga,” kata Dr Farid.

Dalam diskusi tersebut, Dr Farid juga kembali mengingatkan pentingnya memberikan screen time pada anak. Terutama untuk anak usia di bawah dua tahun (baduta), disarankan agar tidak sama sekali terpapar layar, kecuali dalam kondisi terbatas seperti video call dengan orang tua yang sedang bekerja di luar kota.

Baca juga: Bijak Kelola Screen Time: Kunci Menunjang Tumbuh Kembang Anak

"Untuk hiburan, tidak sama sekali di bawah usia dua tahun, karena terkait perkembangan otak dan kognitif anak yang sangat pesat pada dua tahun pertama," jelasnya.

Setelah anak menginjak usia dua hingga enam tahun, screen time maksimal adalah satu jam per hari.  Di atas usia enam tahun, durasi bisa ditingkatkan maksimal dua jam. Namun, pendampingan dan pemilihan konten edukatif tetap menjadi kunci utama.

Tak hanya itu, orang tua juga diimbau untuk aktif melakukan proteksi terhadap apa yang anak tonton atau mainkan. Menggunakan parental guide, melakukan pengawasan berkala, serta menjadi role model dalam penggunaan gadget dan media sosial juga merupakan langkah penting.

“Orang tua harus menjadi contoh. Kalau ingin anak tidak tergantung gadget, ya orang tua juga jangan terlalu lekat dengan gadget,” ujarnya.

Sebagai penutup, dr Farid memberikan satu pesan penting, tidak ada keharusan mengenalkan gadget di usia dini. Jika bisa ditunda, maka tunda selama mungkin.

“Kalau bisa menunda pengenalan screen time, maka tunda lah selama mungkin. Tidak ada keharusan mengenalkan di umur dua tahun juga,” pungkasnya.

Baca juga: IDAI: Penggunaan Gadget untuk Tugas Sekolah Boleh, Asal Ikuti Rambu-Rambunya

Dengan pendekatan bijak, seimbang, dan penuh pendampingan, screen time bisa tetap bermanfaat tanpa mengorbankan tumbuh kembang anak di dunia nyata.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan