Taiwan Tuduh Mie Instan dari Indonesia Mengandung Etilen Oksida, BPOM Klaim Sudah Ikuti Standar WHO
Indomie rasa Soto Banjar Limau Kuit yang beredar di Taiwan disebut mengandung etilen oksida.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Temuan etilen oksida (EtO) pada mie instan produksi Indonesia yang diekspor ke luar negeri kembali terjadi. Terbaru, pada Indomie rasa Soto Banjar Limau Kuit yang beredar di Taiwan disebut mengandung etilen oksida.
Otoritas Taiwan melarang warganya mengkonsumsi mie instan yang memiliki tanggal kedaluwarsa sebelum tanggal 19 Maret 2026 itu.
Kasus residu pestisida pada mie instan asal Indonesia bukan pertama kali terjadi.
Merespons kejadian berulang ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar menegaskan pihaknya sudah mengikuti aturan global mengenai penggunaan etilen oksida pada pangan.
Sayangnya, ada perbedaan aturan yang diterapkan di Indonesia dan Taiwan mengenai etilen oksida.
Taruna menyebut, Taiwan menerapkan aturan 0 atau zero etilen oksida total.
Sementara Indonesia mengikuti aturan global yang masih mengizinkan penggunaan etilen oksida kurang dari 0,1 miligram.
“Oleh karena itu pada saat produk itu masuk ke Taiwan itu dipermasalahkan. Kami melindungi masyarakat, kami punya standar, masih di bawah 0,1. Namun tentu akan kami evaluasi, tapi standar yang disebut standar WHO dan standar WFA itu masih mengizinkan 0,1 miligram EtO,” jelas Taruna di kantornya di Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025).
Di sisi lain, sampai saat ini, Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional dibawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu EtO.
Ia menegaskan, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir karena berdasarkan hasil penelusuran pada data registrasi BPOM, produk dengan varian tersebut telah memiliki izin edar BPOM sehingga dapat beredar di Indonesia dan tetap dapat dikonsumsi.
“Kami tidak bisa memaksakan aturan yang ada di negara lain. Yang jelas, badan POM tetap mengambil prinsip mengikuti standar yang ada,” tutur dia.
Mengutip laman Cancer Gov, Etilen Oksida (EtO) merupakan gas tidak berwarna yang mudah terbakar dengan bau manis.
Penggunaan etilen oksida pada produksi mie instan biasanya dalam jumlah kecil.
Fungsinya untuk memperpanjang masa simpan dan mencegah pertumbuhan bakteri.
Namun, etilen oksida berbahaya bagi kesehatan jika terpapar dalam jumlah yang berlebihan termasuk kanker, kerusakan saraf, gangguan sistem reproduksi, dan kerusakan organ.
Foto: Tribunnews.com/Rina Ayu
Keterangan:
INDOMIE ETILEN OKSIDA. Temuan etilen oksida (EtO) pada mie instan terus berulang, terbaru pada Indomie Soto Banjar Limau Kuit asal di Indonesia di Taiwan. Merespons kejadian berulang ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar yang ditemui di kantornya di Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (15/9/2025), menegaskan pihaknya sudah mengikuti aturan global mengenai penggunaan etilen oksida pada pangan.
50 Link Twibbon Hari Jantung Sedunia 2025 Desain Terbaru dan Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
![]() |
---|
Asal Bakteri yang Jadi Penyebab Keracunan MBG, Ditemukan Pada Daging, Telur dan Nasi |
![]() |
---|
Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan MBG: Bakteri, Cacing hingga Kontaminasi Bahan Kimia |
![]() |
---|
Pandangan Praktisi Hukum soal Nikita Mirzani Anggap BPOM Tidak Netral dalam Kasus Pemerasan |
![]() |
---|
Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025, Kepala BPOM: Keselamatan Pasien Jadi Kewajiban Bersama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.