Kenali Gejala Tersamar Kelainan Katup Jantung pada Anak
Sebagian besar kelainan jantung bahkan berkembang diam-diam, sehingga sering kali baru terdeteksi ketika kondisinya sudah cukup parah.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tidak semua kelainan jantung pada anak menampakkan gejala yang jelas.
Sebagian besar bahkan berkembang diam-diam, sehingga sering kali baru terdeteksi ketika kondisinya sudah cukup parah.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah kelainan katup jantung.
Katup jantung bekerja sebagai pintu satu arah yang memastikan darah mengalir lurus ke depan.
Jika katup mengalami masalah, aliran darah terganggu dan jantung harus bekerja lebih keras.
Kondisi inilah yang dalam jangka panjang bisa membahayakan kesehatan anak.
Baca juga: Anak Sering Sakit Tenggorokan? Hati-hati Bisa Berujung Penyakit Jantung Reumatik
Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Damba Dwisepto Awliya Sakti, SpJP(K) mengatakan bahwa orang tua memiliki peran sangat penting dalam mendeteksi gejala awal.
“Sedikit perubahan perilaku anak pasti bisa terlihat oleh orang tua. Jadi jangan ragu untuk periksa ke dokter,” kata dr. Damba pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan, Jumat (12/9/2025).
Gejala yang Sering Tidak Disadari
Gejala kelainan katup jantung pada anak tidak selalu dramatis.
Bahkan, banyak anak tampak sehat meski sebenarnya memiliki masalah di katup jantung.
Hal ini terjadi karena kerusakan katup pada tahap awal sering kali ringan sehingga tubuh masih bisa mengompensasi.
Beberapa tanda yang perlu diperhatikan orang tua antara lain:
- Anak terlihat mudah lelah saat bermain atau berlari
- Napas anak terengah-engah meski aktivitas ringan
- Bayi sering berhenti menyusu karena sesak
- Tidur lebih nyaman dengan bantal tinggi
- Wajah atau kaki tampak bengkak
Gejala tersebut mungkin terdengar sederhana, tetapi ketika terjadi berulang, bisa menjadi indikasi adanya gangguan jantung.
Mengapa Anak Rentan?
Menurut dr. Damba, anak rentan mengalami kelainan katup jantung baik sejak lahir maupun akibat faktor yang didapat.
Pada kasus bawaan, katup bisa saja terbentuk tidak sempurna, sempit, atau jumlah daunnya tidak sesuai.
Sedangkan pada kasus yang didapat, infeksi berulang menjadi penyebab utama.
“Kalau bawaan, bisa jadi katupnya tidak terbentuk sempurna, sempit, atau jumlah daunnya tidak sesuai. Kalau didapat, biasanya akibat infeksi atau peradangan,” jelas dr. Damba.
Selain itu, daya tahan tubuh anak yang belum sekuat orang dewasa membuat mereka lebih mudah terpapar infeksi.
Ketika infeksi dibiarkan berulang tanpa penanganan medis yang tepat, risiko peradangan pada jantung semakin besar.
Dampak Bila Terlambat Ditangani
Jika kelainan katup jantung tidak terdeteksi sejak awal, dampaknya bisa serius.
Jantung anak akan bekerja lebih keras dari normal untuk memompa darah.
Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memicu gagal jantung, gangguan pertumbuhan, hingga risiko komplikasi lain seperti aritmia dan stroke.
Pada beberapa kasus, anak dengan kelainan katup yang cukup berat memerlukan tindakan medis berupa operasi perbaikan atau penggantian katup.
Proses ini bukan hanya berat secara fisik, tetapi juga emosional bagi anak dan keluarga.
Pentingnya Deteksi Dini
Deteksi dini menjadi kunci agar anak dengan kelainan katup jantung bisa mendapat penanganan optimal.
Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan, terutama jika anak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau sering mengalami sakit tenggorokan berulang.
Pemeriksaan awal biasanya dilakukan dengan stetoskop untuk mendengar bunyi jantung.
Jika ada kecurigaan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut, seperti rekam jantung (EKG) atau USG jantung (echocardiography).
Pemeriksaan echocardiography bisa menunjukkan kondisi struktur jantung, termasuk fungsi katup dan aliran darah di dalamnya.
Dari sini, dokter bisa menilai tingkat keparahan kelainan serta menentukan langkah terapi.
Orang tua disebut sebagai garda terdepan dalam mencegah komplikasi penyakit ini.
Kepekaan terhadap perubahan kecil pada anak sangat membantu mendeteksi kelainan lebih awal.
Selain itu, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko:
1. Menjaga kebersihan anak. Biasakan mencuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah bermain.
2. Mencegah infeksi berulang. Segera periksa anak ke dokter jika mengalami radang tenggorokan berulang.
3. Penuhi nutrisi seimbang. Asupan gizi baik membantu memperkuat daya tahan tubuh anak.
4. Batasi aktivitas berlebihan. Anak dengan gejala sesak napas sebaiknya tidak dipaksa beraktivitas fisik berat.
5. Rutin kontrol ke dokter. Anak dengan riwayat jantung perlu pemantauan berkala.
Kesadaran orang tua dalam mengenali tanda awal menjadi langkah penting yang bisa menyelamatkan nyawa.
Ketika ada gejala sekecil apa pun, sebaiknya tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga medis.
“Anak bisa tetap tumbuh sehat kalau kelainan katupnya ditangani sejak dini,” tutup dr. Damba.
(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)
Anak Cepat Lelah, Berat Badan Tak Naik? Awas! Ini Tanda Penyakit Jantung Bawaan |
![]() |
---|
Sering Batuk, Panas, dan Cepat Lelah? Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung Bawaan |
![]() |
---|
Kebiasaan Sarapan Ternyata Bisa Merusak Jantung, Simak Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
10 Cara Alami Menurunkan Tekanan Darah Tinggi |
![]() |
---|
Apakah Orang dengan Gangguan Irama Jantung Boleh Tetap Olahraga? Begini Penjelasan Dokter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.