Senin, 29 September 2025

Viral Tren Garam Himalaya untuk MPASI Bayi, Dokter Ingatkan Risiko Kekurangan Iodium

Medsos ramai membicarakan tren pemberian garam Himalaya pada makanan pendamping ASI (MPASI) bayi.  Ternyata ada risikonya.

NDTV.com
Garam Himalaya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Media sosial belakangan ramai membicarakan tren pemberian garam Himalaya pada makanan pendamping ASI (MPASI) bayi. 

Garam berwarna merah muda ini kerap dianggap lebih sehat dan alami oleh para orangtua. 

Baca juga: Tips Praktis Siapkan MPASI Si Kecil saat Mudik

Garam Himalaya adalah jenis garam alami yang berasal dari tambang Khewra Salt Mine di kaki pegunungan Himalaya, Pakistan.

Garam ini dikenal karena selain warna merah muda khasnya juga ada kandungan mineralnya yang lebih kaya dibandingkan garam dapur biasa.

Benarkah kandungan zat dalam garam himalaya ini sehat dan cocok untuk dikonsumi bayi  usia di bawah tiga tahun (batita)? Ternyata pendapat ini ditepis.

Para ahli mengingatkan tren ini justru berpotensi membahayakan kesehatan si kecil. Mengapa?

Baca juga: 4 Menu MPASI Sehat dan Bergizi Ala Sabrina Anggraini

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Winra Pratita, Sp.A, M.Ked(Ped) menjelaskan bahwa garam Himalaya yang dijual di pasaran umumnya tidak diperkaya iodium saat proses pengolahannya. 

Padahal, iodium adalah mineral mikro yang sangat penting bagi bayi yang baru saja belajar makan melalui MPASI, terutama untuk mendukung kesehatan tiroid dan metabolisme tubuh.

MPASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi mulai usia sekitar 6 bulan sebagai pelengkap ASI yang sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi bayi secara eksklusif.

Tujuan pemberian MPASI salah satunya ialah memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi yang meningkat seiring pertumbuhan.

Nah, jika untuk pertumbuhan, menurut para ahli dengan tidak adanya iodium ini maka salah satu kebutuhan gizi yang diperlukan bayi tidak terpenuhi. 

"Garam Himalaya ternyata tidak mengandung iodium, karena tidak diperkaya iodium pada proses pengolahannya. Padahal iodium itu merupakan salah satu mineral zat nutrisi mikro yang dibutuhkan bayi untuk tiroid, metabolisme tubuh," jelasnya pada webinar, Selasa (12/8/2025). 

Iodium, Nutrisi Kecil dengan Peran Besar

Kekurangan iodium pada masa pertumbuhan dapat memengaruhi perkembangan otak dan fungsi tubuh anak secara keseluruhan. 

Karena itu, pemberian garam beriodium menjadi langkah penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi tercukupi.

ILUSTRASI GARAM - Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi, stroke, gagal ginjal, hingga serangan jantung, yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia. Untuk menguranginya perlu dilakukan dari dalam dapur
ILUSTRASI GARAM - Konsumsi garam berlebih dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti hipertensi, stroke, gagal ginjal, hingga serangan jantung, yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia. Untuk menguranginya perlu dilakukan dari dalam dapur (Freepik )
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan