Senin, 29 September 2025

Pakai Bedak Jadi Bumerang Bagi Penderita Flu Singapura, Ini Mitos yang Tak Kalah Mengkhawatirkan

Banyak kesalahpahaman atau mitos yang masih melekat di masyarakat tentang flu Singapura.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
keepkidshealthy.com
Mengenal penyakit flu Singapura, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya. Apakah flu Singapura berbahaya bila menyerang anak-anak? Inilah penjelasannya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nama “flu Singapura” mungkin terdengar eksklusif, seolah-olah penyakit ini hanya bisa ditemui di negara asal Merlion. 

Namun kenyataannya, flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) justru menjadi ancaman global yang sudah lama hadir di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak RSUP Surakarta, dr. Fatimah Mayasyari, Sp.A

“Flu Singapura ini adalah nama bekennya. Tapi sesungguhnya HFMD ini dapat terjadi di mana saja dan juga dapat terjadi di Indonesia,”ungkapnya dalam Healthy Talk “Jangan Anggap Sepele Flu Singapura pada Anak” yang tayang di YouTube Tribunnews dan Tribun Health pada Senin (4/8/2025).

Baca juga: Flu Singapura Bukan Penyakit Flu yang Biasa Dikenal Masyarakat, Ini Penjelasannya

Sayangnya, banyak kesalahpahaman atau mitos yang masih melekat di masyarakat tentang penyakit ini. 

Salah satunya adalah penggunaan bedak tabur pada lenting atau ruam yang muncul di tubuh anak. 

Alih-alih mempercepat penyembuhan, bedak justru bisa menjadi bumerang.

“Bedak sendiri malah dapat menghambat dari penyembuhan dari lesi dan juga mungkin malah dapat berisiko terjadinya penumpukan infeksi di area lesi,” jelas dr Fatimah.

Mitos lainnya yang tak kalah mengkhawatirkan adalah larangan mandi selama anak terinfeksi flu Singapura

Ini tentu tidak berdasar. Justru, mandi – terutama dengan air hangat sangat disarankan untuk menjaga kebersihan kulit sekaligus membantu menurunkan demam.

Ia juga menyebutkan bahwa masa penyembuhan HFMD umumnya berkisar antara 7 hingga 10 hari sejak pertama kali lenting muncul. 

Selama proses pemulihan ini, anak bisa dirawat di rumah selama tidak ada tanda bahaya seperti dehidrasi berat atau kejang.

Tanda-tanda kesembuhan bisa dikenali dari gejala klinis yang mulai membaik. 

Anak tidak lagi demam, lenting mulai mengering dan menghilang, serta nafsu makan kembali meningkat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan