Senin, 29 September 2025

Gangguan Tiroid Bisa Sebabkan Sulit Hamil hingga Keguguran, Dokter Ingatkan Deteksi Dini 

Selain meningkatkan risiko keguguran, gangguan tiroid pada ibu hamil juga bisa berdampak pada janin. 

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka
GANGGUAN TIROID - Gejala hipertiroid seringkali menyerang penderita terutama pada bagian tubuh yang sering gemetaran, banyak mengeluarkan keringat, jantung berdebar-debar dan tubuh mengurus karena metabolisme yang meningkat tinggi. Gangguan tiroid lebih banyak ditemukan pada perempuan, dengan perbandingan 7:1 dibandingkan laki-laki. 

Perlu Skrining Tiroid Sebelum Hamil

Kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum hamil kini mulai meningkat, termasuk skrining fungsi tiroid

Skrining ini penting untuk mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan memastikan perkembangan janin optimal.

Berdasarkan penelitian, prevalensi gangguan tiroid bervariasi tergantung kelompok risiko. 

Pada perempuan usia produktif tanpa faktor risiko, angka kejadian hanya sekitar 1 persen, sedangkan pada kelompok berisiko bisa mencapai 8 persen. 

Faktor risiko tersebut meliputi riwayat penyakit tiroid, faktor genetik, paparan polusi, hingga pola makan yang kurang sehat.

Penanganan gangguan tiroid pada wanita yang sedang menjalani program hamil tergantung pada jenis kelainannya. 

Untuk hipotiroid, terapi dilakukan dengan pemberian hormon tiroid sintetis yang aman digunakan selama kehamilan.

“Kalau hipotiroid, prinsipnya kita harus mengganti hormon tiroidnya. Jadi persis sama seperti yang kita produksi sendiri. Untuk kehamilan aman, cuma yang agak tricky adalah pada saat hamil, dosisnya harus dinaikkan,” terangnya.

Ia menjelaskan, pada trimester pertama, janin belum mampu memproduksi hormon tiroid sendiri sehingga sepenuhnya bergantung pada hormon yang dipasok dari ibu. 

Karena itu, pemantauan rutin dan penyesuaian dosis obat sangat penting pada fase awal kehamilan.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Minum Kopi Setiap Hari?

Dampak pada Tumbuh Kembang Anak

Gangguan tiroid yang tidak tertangani sejak dalam kandungan dapat memengaruhi perkembangan otak dan kecerdasan anak. 

Oleh sebab itu, di Indonesia telah diberlakukan program skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir, yang dilakukan dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.

Dengan deteksi dini dan pengobatan tepat, anak yang terlahir dengan hipotiroid tetap dapat tumbuh dan berkembang secara normal. 

Dua tahun pertama kehidupan menjadi periode krusial bagi perkembangan intelektual anak, sehingga intervensi cepat menjadi kunci pencegahan masalah jangka panjang.

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan