Sebagian Besar Anak Indonesia Kekurangan Asam Lemak DHA dan EPA, Apa Dampaknya bagi Otak?
DHA dan EPA memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan saraf dan otak, termasuk dalam hal daya konsentrasi, penglihatan, dan daya ingat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Riset terbaru yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition oleh Cambridge University mengungkapkan fakta mencemaskan.
Sekitar 80 persen anak Indonesia masih kekurangan asupan dua jenis asam lemak esensial, yaitu Docosahexaenoic Acid (DHA) dan Eicosapentaenoic Acid (EPA).
Baca juga: 14 Manfaat Salmon bagi Tubuh, dari Jantung Sehat hingga Otak Tajam
Asam lemak esensial adalah jenis asam lemak yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, tetapi sangat dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi penting. Karena itu, kita harus mendapatkannya dari makanan atau suplemen.
Temuan ini berasal dari studi berjudul Intake of Essential Fatty Acids in Indonesian Children, Secondary Analysis of Data from a Nationally Representative Survey, yang mengkaji pola konsumsi asam lemak anak-anak usia 4 hingga 12 tahun di Indonesia.
Baca juga: 12 Makanan yang Dianjurkan Ahli Gizi untuk Ibu Hamil Trimester Pertama
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka belum memenuhi asupan DHA dan EPA sesuai standar yang direkomendasikan oleh FAO dan WHO.
Apa Itu DHA dan EPA?
Dokter Spesialis Anak, dr. Ria Yoanita, Sp.A menjelaskan bahwa DHA (Docosahexaenoic Acid) dan EPA (Eicosapentaenoic Acid) adalah dua jenis asam lemak omega-3 esensial yang penting bagi perkembangan otak anak, namun tidak bisa diproduksi oleh tubuh manusia.
Otak adalah organ pusat dari sistem saraf manusia yang mengatur hampir semua fungsi tubuh—mulai dari berpikir, bergerak, merasakan, hingga bernapas.
Hal ini diungkapkan dalam acara Pekan Seni Anak Pintar Indonesia.
“DHA berfungsi untuk sel-sel otak, strukturnya, sistem sarafnya, sedangkan EPA untuk cara kerja otaknya. Beberapa penelitian dikatakan bahwa jika kekurangan ini dia akan berdampak terhadap fungsi otak seperti fokus, kemudian penglihatannya juga, daya ingatnya, dan lainnya,” jelas dr. Ria di Jakarta Selatan, Minggu (27/7/2025).
Dengan kata lain, DHA dan EPA memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan saraf dan otak, termasuk dalam hal daya konsentrasi, penglihatan, dan daya ingat.
Tanpa asupan yang cukup, anak-anak berisiko mengalami gangguan dalam proses belajar dan tumbuh kembang kognitif.
Baca juga: 10 Tips dan Cara Mudah Menurunkan Kolesterol, Perhatikan Penyebab dan Risikonya
Minim Konsumsi Ikan Laut, Suplemen Bisa Jadi Solusi
Meski sumber alami DHA dan EPA bisa ditemukan pada ikan laut seperti sarden, tuna, makarel, atau ikan malagasi, nyatanya konsumsi ikan laut di kalangan anak-anak Indonesia masih rendah.
Beragam faktor menjadi penyebab, mulai dari ketersediaan hingga kebiasaan makan.
Dokter Muda Sambut Positif Rencana Pemerintah Bangun 30 Fakultas Kedokteran di Indonesia |
![]() |
---|
Presiden Prabowo Bangga RS PON Mampu Lakukan Operasi Tumor Otak |
![]() |
---|
Andreana Wulandari Istri Dwi Hartono Diduga Kabur Tengah Malam, Rumahnya Didatangi Intel |
![]() |
---|
Membandingkan Rumah Masa Kecil dengan Rumah Pengusaha Dwi Hartono, Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Prabowo: Indonesia Masih Kekurangan Dokter dan Spesialis, Perlu Kerja Keras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.