Senin, 29 September 2025

40 Persen Galon di Pasaran Adalah Ganula, KKI Ungkap Ancaman Ganula yang Sebabkan Risiko Kesehatan

ganula yang sudah tak layak pakai akan berisiko mengancam kesehatan di jangka panjang

Istimewa
GALON LANJUT USIA - Ilustrasi galon lanjut usia (ganula) yang sudah tak layak pakai akan berisiko mengancam kesehatan di jangka panjang. 

TRIBUNNEWS.COM - Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengungkapkan fakta mengejutkan soal air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang. Dari hasil investigasi yang dilakukan, ditemukan bahwa hampir 40 persen galon yang beredar masuk ke dalam kategori galon lanjut usia (ganula) dan tidak lagi layak digunakan karena melewati batas usia pemakaian yang aman. 

Ketua Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) David Tobing mengatakan, temuan ini diperoleh dari pemantauan langsung di 31 titik, termasuk depot isi ulang, agen distribusi, kendaraan pengangkut, hingga rumah tangga. 

Hasilnya, mayoritas galon sudah digunakan lebih dari dua tahun dan tak pernah diganti, meski usia pakai idealnya hanya sekitar satu tahun atau maksimal 40 kali pengisian ulang. 

Baca juga: Ganula Tanpa Batas Masa Pakai, Berpotensi Rugikan Kesehatan Publik

“Galon seperti ini seharusnya sudah ditarik dari peredaran karena tidak memenuhi standar keamanan. Kami menyebutnya ganula, yaitu galon lanjut usia,” ujar David dalam keterangannya, Jumat (21/6/2025). 

David menambahkan, sebagian besar galon tersebut dari plastik polikarbonat yang berisiko melepaskan zat kimia berbahaya, yakni Bisphenol A (BPA) ke dalam air. BPA, diketahui bisa mengganggu sistem hormon tubuh jika dikonsumsi dalam jangka panjang. 

Tak hanya itu, proses distribusi dan penanganan yang tidak sesuai prosedur turut memperparah risiko. Sekitar 75% galon diangkut dengan truk bak terbuka, terpapar sinar matahari langsung, dan banyak depot yang masih mencuci galon menggunakan deterjen keras serta sikat kasar. 

Hal ini mempercepat kerusakan permukaan galon dan meningkatkan potensi peluruhan BPA ke dalam air minum. 

“Masalahnya BPA tidak menimbulkan sakit yang mendadak. Kerusakannya berjalan secara perlahan, tapi dampaknya bisa serius dan jangka panjang. Kita tidak sadar minum air setiap hari, padahal risikonya makin besar seiring umur galon. Itulah kenapa kita tidak boleh menggunakan ganual,” tegas David. 

Berdasarkan data BPS, sekitar 40% masyarakat Indonesia atau 111 juta orang mengandalkan air galon sebagai sumber utama air minum. KKI pun mendorong pemerintah untuk segera menerbitkan regulasi terkait batas usia pemakaian galon dan standar keamanan distribusi agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat. 

“Air minum yang aman seharusnya tidak membawa risiko tersembunyi bagi kesehatan kita,” pungkas David. 

Baca juga: Beredar Ganula, Galon Lanjut Usia tanpa Regulasi Usia Pakai, KKI: Konsumen Terancam BPA

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan