Senin, 29 September 2025

Jokowi dan Kesehatannya

Jokowi Disebut Sakit Serius Autoimun Agresif, Simak Gejala dan Penyebabnya

Gejala dan penyebab Autoimun Agresif, sakit berat yang disebut-sebut dialami Jokowi hingga kulit wajah berubah dan ada tonjolan di perut. 

Dok Sekretariat Kabinet/ist
JOKO WIDODO KINI - Penampilan terbaru Jokowi saat rayakan ulang tahun (kanan) dan saat masih menjadi Presiden (kiri). Dugaan penyakit autoimun agresif pun mencuat, seiring sorotan tajam pada perubahan fisiknya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa terus mengupdate kondisi kesehatan Jokowi.

Setiap kali Jokowi muncul ke publik, Dokter Tifa kerap berkomentar dan menganalisis penyakit Jokowi.

Kali ini Jokowi disebut menderita penyakit serius yakni Autoimun Agresif, ditambah ada pemasangan alat medis di bagian perut.

Hal ini setelah kemunculan Jokowi dalam momen ulang tahunnya ke-64 pada Sabtu (21/6/2025), di mana mantan Presiden RI itu tampak enggan tampil lama ke publik dan memperlihatkan kondisi tubuh yang mencurigakan, termasuk tonjolan di bagian perut.

 

Autoimun Agresif dan Alat Medis di Perut

Melalui unggahan di media sosial, Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa mengamati adanya perubahan signifikan pada tubuh Jokowi yang menurutnya menunjukkan gejala penyakit serius.

Tonjolan mencolok di bagian perut Jokowi diduga sebagai alat Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang biasa digunakan pasien gagal ginjal untuk melakukan cuci darah mandiri. 

Ia menyebut kondisi itu konsisten dengan penyakit autoimun agresif.

“Ini sakit berat. Berat sekali,” ujar Dokter Tifa dalam unggahannya.

Baca juga: Cerita Muhadjir Effendy Doakan Kesembuhan Jokowi Ketika di Mekkah

Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh secara cepat. 

Beberapa indikasi yang ia temukan antara lain perubahan ekstrem pada kulit, kelelahan, serta penurunan berat badan dan massa otot secara drastis.

Ia menyebut penyakit seperti Lupus Nephritis, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), dan Scleroderma Renal Crisis sebagai kemungkinan yang memicu kerusakan ginjal parah dalam waktu singkat.

Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, penggunaan CAPD bahkan dianggap sudah tidak memadai. 

Ia pun menyarankan agar Jokowi dirujuk ke rumah sakit terbaik, termasuk ke luar negeri jika dibutuhkan.

“Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” ujarnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan