Senin, 29 September 2025

Tak Hanya Lansia, Kenali Siapa Kelompok Rentan Terinfeksi Cacar Api 

Terdapat beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi terkena herpes zoster dibandingkan populasi umum. Salah satunya faktor genetik.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
kompas.com
Ilustras cacar. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama ini, cacar api atau herpes zoster kerap diasosiasikan dengan kelompok lanjut usia. 

Namun kenyataannya, penyakit ini juga banyak menyerang individu yang lebih muda. 

Hal ini diungkapkan Dokter spesialis dermatologi dan venereologi lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) dr. Frieda, Sp.DVE

“Iya, jadi memang semua orang itu memiliki risiko terkena herpes luster atau cacar api ini. Bahkan pasien yang datang langsung berobat saja itu gak mesti semuanya di atas 50 tahun,”ungkap dr Frieda pada webinar, Selasa (17/6/2025). 

Diketahui jika penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster ini dapat menimbulkan gejala nyeri hebat dan ruam kulit. 

Baca juga: Cacar Api Masih Sering Disalahpahami, Waspadai Nyeri Saraf Jangka Panjang

Meski lebih sering dialami oleh lansia, data terbaru menunjukkan bahwa kelompok usia 20 hingga 30 tahun juga mulai banyak mengalami infeksi ini.

“Jadi baru dewasa muda kategorinya itu sudah banyak yang terkena cacar api. Jadi ini memang dari segi prevalensi itu tidak menentu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, sang dokter menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi terkena herpes zoster dibandingkan populasi umum. 

Salah satunya adalah faktor genetik, yakni individu yang memiliki riwayat cacar api dalam keluarga. Risiko mereka disebut meningkat 2,4 kali lipat.

Selain faktor keturunan, penyakit penyerta atau komorbid juga menjadi faktor risiko yang signifikan. 

Diabetes menjadi salah satu komorbid yang paling sering ditemukan pada pasien cacar api, terutama pada usia lanjut. 

Individu dengan diabetes memiliki peningkatan risiko hingga 40 persen.

Penyakit jantung atau kardiovaskular juga disebut meningkatkan risiko sekitar 34 persen. 

Sementara itu, mereka yang menderita penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis, memiliki risiko hingga dua kali lebih tinggi dibandingkan populasi umum.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan