Vaksin TBC
Benarkah Uji klinis Vaksin TBC Bagian dari Konspirasi Global? Ini Kata Kemenkes
Pelaksanaan program uji klinis vaksin Tuberkolosis (TBC) yang disponsori The Gates Foundation menimbulkan kecurigaan publik.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pelaksanaan program uji klinis vaksin Tuberkolosis (TBC) yang disponsori The Gates Foundation menimbulkan kecurigaan publik.
Sebagian masyarakat pun percaya jika uji klinis vaksin TBC ini merupakan bagian dari konspirasi global.
Baca juga: Menkes Sebut Vaksin TBC yang Kini Dilakukan Uji Klinis Bukan Buatan Bill Gates, Tapi GlaxoSmithKline
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Lucia Rizka Andalusia beri penjelasan.
Ia menegaskan jika anggapan adanya konspirasi global dalam uji klinis vaksin TBC adalah tidak benar.
Justru agenda ini merupakan kolaborasi global untuk membasmi TBC di Indonesia.
Baca juga: Menkes Sebut Uji Klinis Vaksin TBC Melibatkan UI dan UNPAD, Target Selesai 2028
"Tidak ada sama sekali pemberian hibah dari Gates Foundation ini yang dihubungkan dengan pelaksanaan uji klinik vaksin TBC ini di Indonesia," ungkapnya pada akun Instagram Kementerian Kesehatan dikutip, Selasa (20/5/2025).
Rizka menjelaskan jika uji klinik vaksin TBC ini sebenarnya sudah diinisiasi sejak tahun 2022.
Dan Gates Foundation baru terlibat yaitu uji pada uji klinik fase tiga.
Keterlibatan yayasan yang didirikan oleh milyader Bill Gates ini pun dilewati dengan diskusi yang cukup panjang.
"Pasti dia ingin tahu juga kemampuan kita melakukan uji klinik. Kemudian bagaimana nanti kemungkinan berhasil atau tidak, dan sebagainya. Jadi ini tidak ada hubungannya dengan beliau berencana memberikan hibah," jelas Rizka.
Selain itu, Rizka menambahkan jika keterlibatan Gates Foundation bukan baru-baru ini dalam pengembangan obat dan vaksin.
Diketahui jika Gates Foundation telah lama memiliki program untuk pengembangan baik obat maupun vaksin.
"Bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia, terutama untuk negara-negara berkembang yang sangat membutuhkan," pungkasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.