Pakar Sebut Diet OMAD Terlalu Ekstrem dan Berbahaya untuk Metabolisme Tubuh
Selain pola makan, ia juga menyoroti pentingnya perencanaan dan pemantauan selama menjalani program diet.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diet One Meal A Day (OMAD) atau pola makan sekali sehari kini banyak diterapkan sebagai metode untuk menurunkan berat badan. Namun, pola diet ini dinilai tidak ideal bagi kesehatan tubuh.
Baca juga: 15 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula: Diet hingga Menaikkan Mood
dr Farid Kurniawan, Sp.PD, PhD, Pakar Pesehatan dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menilai bahwa diet OMAD justru bisa berisiko mengganggu metabolisme tubuh.
"Kalau One Meal A Day, saya pribadi tidak setuju, terlalu ekstrem. Itu terlalu berbahaya untuk metabolisme tubuh," kata dr Farid saat ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Sebagai alternatif yang lebih aman dan efektif, ia menyarankan untuk menjalani diet gizi seimbang. "Daripada melakukan diet ekstrem yang jelas berbahaya, saya sarankan cukup jalani diet gizi seimbang," ujarnya.
Menurut dr Farid, pola makan tiga kali sehari tetap diperbolehkan, selama jumlah kalori dan komposisinya terkontrol dengan baik.
Baca juga: Ramalan Zodiak Selasa, 3 September 2024: Gemini Merasa Rileks, Aquarius Jalani Diet Seimbang
"Mau makannya tiga kali sehari yang porsi besar dua kali, snacking atau porsi kecil, boleh silahkan. Yang penting jumlah dan komposisinya yang pas. Kalorinya enggak kelebihan, kemudian komposisi karbohidrat, protein, lemaknya juga pas," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya konsistensi dan penerapan jangka panjang dalam menjalani diet untuk mendapatkan hasil yang optimal. "Nggak perlu diet aneh-aneh, diet OMAD, ketogenik, OCD. Selama orang itu melakukan diet yang seimbang dan dilakukan jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus," jelasnya.
"Small step (langkah kecil) tapi konsisten. Nggak ada orang kalau mau sehat, dietnya cuma setahun," tambah dr Farid.
Selain pola makan, ia juga menyoroti pentingnya perencanaan dan pemantauan selama menjalani program diet. Menurutnya, kemajuan teknologi saat ini memudahkan masyarakat dalam memantau kondisi kesehatannya.
"Sekarang tuh bagusnya ada aplikasi kayak Met-U dari Prodia itu memantau kemajuan penerapan diet untuk menurunkan berat badan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur IT and Marketing PT Prodia Digital Indonesia, Rudy Cahyadi, menjelaskan aplikasi Met-U dapat digunakan untuk memantau berbagai parameter terkait diet.
Baca juga: 5 Jamu Tradisional untuk Diet Sehat, Merawat Tubuh Alami Tanpa Merusak Lingkungan
"Kalau dia mau intervensi pola diet, dia bisa masukin dietnya seperti apa. Lalu berat badan, dia bisa pantau, masukin awalnya berapa, nanti tiap berapa minggu atau berapa hari masukin lagi. Jadi akhirnya bisa keep tracking," jelas Rudy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.