Senin, 29 September 2025

Menjaga Kesehatan dan Berat Badan saat Puasa Ramadan jadi Tantangan Banyak Orang

Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini, seperti asupan nutrisi yang kurang seimbang hingga kebiasaan makan yang tidak tepat.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Willem Jonata
HO/IST
TREATMENT IV SLIM - Ilustrasi perawatan treatment IV Slim and fit booster series untuk menyiasati keluhan badan lemas dan nyeri lambung agar tetap fit meraih target berat badan selama puasa Ramadan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Puasa Ramadan dimanfaatkan sebagian orang untuk menjaga kebugaran tubuh dan menurunkan berat badan.

Namun, meskipun niat tersebut mulia, tak sedikit yang merasa kesulitan mencapainya. 

Ada beberapa alasan yang mendasari hal ini, seperti asupan nutrisi yang kurang seimbang,  kebiasaan makan yang tidak tepat, serta keluhan fisik, seperti nyeri lambung yang cukup mengganggu.

Baca juga: Apakah Suntik Membatalkan Puasa? Perhatikan Hal-hal yang dapat Membatalkan Puasa

Menurut ahli gizi Veronica, S.Gz., nyeri lambung sering terjadi karena perut yang kosong dalam waktu yang cukup lama selama puasa

Hal ini menyebabkan peningkatan asam lambung yang dapat menimbulkan rasa perih, nyeri di ulu hati, hingga sensasi panas di tenggorokan.

Selain itu, tubuh juga bisa terasa lemas akibat kekurangan kalori selama berpuasa.

Masalah-masalah ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang yang ingin menjaga pola makan sehat atau bahkan menjalani diet saat berpuasa.

Untuk itu, penting untuk mencari solusi yang tepat agar tubuh tetap terjaga kebugarannya, dan berat badan bisa turun secara efektif tanpa mengorbankan kesehatan.

Beberapa klinik yang berfokus pada manajemen berat badan dan kesehatan tubuh menawarkan berbagai pendekatan untuk membantu orang menjalani diet yang aman dan efektif saat puasa.

Salah satunya adalah dengan memberikan solusi berupa perawatan khusus yang dapat membantu mengatasi keluhan fisik, seperti lemas dan nyeri lambung.

Perawatan ini umumnya berupa terapi intravena (IV) yang mengandung berbagai komponen seperti vitamin B kompleks, vitamin C, serta antasida yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi rasa lemas, serta menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik selama berpuasa.

Terapi ini dapat membantu mendukung diet yang dijalani, terutama dalam mengurangi risiko flu, mencegah kekurangan zat besi, serta meningkatkan konsentrasi dan energi.

Selain itu, dengan adanya pendekatan yang lebih terstruktur dan berbasis pada kebutuhan pasien, individu yang menjalani puasa Ramadan dapat memperoleh perawatan yang lebih personal.

Ini memungkinkan mereka untuk tetap fit, sehat, dan tetap fokus pada tujuan jangka panjang mereka, yakni mencapai berat badan ideal tanpa merasa terhambat oleh masalah kesehatan selama berpuasa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan