Pentingnya Deteksi Dini Risiko Patah Tulang Akibat Osteoporosis
Meskipun umumnya menyerang wanita pascamenopause, pria dan kelompok usia lain juga berisiko, terutama mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Osteoporosis sering dijuluki sebagai silent disease karena berkembang tanpa gejala hingga terjadi patah tulang.
Meskipun umumnya menyerang wanita pascamenopause, pria dan kelompok usia lain juga berisiko, terutama mereka yang memiliki gaya hidup tidak sehat.
Dr. Ray Hendry, Sp.OT, dokter spesialis bedah tulang di Bethsaida Hospital Gading Serpong, mengatakan bahwa osteoporosis terjadi ketika tubuh kesulitan menghasilkan tulang baru menggantikan tulang yang sudah tua.
Baca juga: Osteoporosis Jadi Ancaman di Indonesia Seiring Meningkatnya Jumlah Lansia, Ini yang harus Dilakukan
"Proses ini semakin terasa seiring bertambahnya usia, namun faktor seperti pola makan buruk, gaya hidup kurang aktif, dan riwayat keluarga juga dapat memperburuk kondisi ini," katanya.
Menurut Dr. Ray, setidaknya ada lima pemicu osteoporosis.
Pertama, kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, karena kedua nutrisi ini penting menjaga kekuatan tulang.
"Kurangnya aktivitas fisik dan gaya hidup sedentari dapat mempercepat kehilangan massa tulang," katanya.
Mengonsumsi alkohol berlebihan dan merokok, kata dia, bisa berdampak negatif pada metabolisme tulang.
Sedangkan faktor genetik berkaitan dengan riwayat keluarga dengan osteoporosis yang meningkatkan risiko individu.
"Penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid jangka panjang dapat melemahkan tulang," tambahnya.
Pencegahan osteoporosis dapat dilakukan melalui beberapa cara, di antaranya konsumsi makanan bergizi, yaitu dengan memperbanyak asupan kalsium dari susu, ikan, dan sayuran hijau, serta berolahraga secara teratur.
"Aktivitas seperti jalan kaki, yoga, atau latihan kekuatan sangat baik untuk tulang," katanya.
Baca juga: Konsumsi Tinggi Protein Bisa Berujung Osteoporosis? Begini Kata Dokter
Kemudian berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol. Selain itu, lakukan pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD) untuk mengukur kepadatan tulang dan mendeteksi risiko osteoporosis secara dini.
Salah satu cara terbaik untuk mencegah patah tulang akibat osteoporosis adalah melalui deteksi dini menggunakan pemeriksaan Bone Mineral Densitometry (BMD).
"Pemeriksaan ini menggunakan teknologi DXA (Dual-energy X-ray Absorptiometry) untuk mengukur kepadatan mineral tulang dan mengidentifikasi risiko osteoporosis bahkan sebelum terjadi patah tulang hingga 10 tahun ke depan," katanya.
75 Persen Lansia di Indonesia Berisiko Osteoporosis, Pakar Ingatkan Jaga Tulang Sejak Dini |
![]() |
---|
Jarang Kena Matahari, Wanita di China Patah Tulang saat Berguling di Tempat Tidur |
![]() |
---|
Sosok Kompol Novaldi, Wakapolres Kuansing yang Ditabrak Pembalap Liar hingga Alami Patah Tulang Kaki |
![]() |
---|
Ditabrak Pembalap Liar Hingga Patah Tulang, Wakapolres Kuansing Riau: Ini Risiko yang Dihadapi |
![]() |
---|
Kronologi Remaja Terlempar dari Wahana Ekstrem di Jatim Park Hingga Patah Tulang Kaki dan Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.