Sabtu, 4 Oktober 2025

Kemenkes: 28,7 Persen Masyarakat Indonesia Konsumsi Gula Berlebih

Konsumsi gula berlebih, baik dari makanan atau minuman berisiko tinggi menjadi masalah kesehatan serius.

Shutterstock
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial belakangan ini ramai karena kasus somasi yang dilayangkan produsen minuman kekinian kepada seorang pelanggan yang mengkritik minuman terlalu manis.

Konsumsi gula berlebih, baik dari makanan atau minuman berisiko tinggi menjadi masalah kesehatan serius yang perlu jadi perhatian bersama.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti gula darah tinggi, obesitas, dan diabetes melitus.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam waktu lima tahun terakhir ini, terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di indonesia.

Dari data tahun 2013 menunjukkan prevalensi diabetes sebesar 1,5 permil meningkat pada tahun 2018 menjadi 2 permil.  

Juga gagal ginjal kronis dari 2 permil menjadi 3,8 permil, sementara stroke meningkat dari 7 permil menjadi 10,9 permil.

Baca juga: Diabetes: Pengidap penyakit gula di Indonesia mencapai 13% dari populasi, kata Menteri Kesehatan

"Tentunya ini akan meningkatkan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia. Terlebih lima penyebab kematian terbanyak di Indonesia didominasi oleh penyakit tidak menular,” jelas dr. Maxi.

Data kemenkes menunjukkan 28,7 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi Gula Garam Lemak (GGL) melebih batas yang dianjurkan. Adapun batasan konsumsi GGL sudah diatur dalam Permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes 63/2015.

Lebih jauh sebanyak 61,27 persen penduduk usia 3 tahun ke atas di Indonesia mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari, dan 30,22 persen orang mengonsumsi minuman manis sebanyak 1-6 kali per minggu.

Sementara hanya 8,5 persen orang mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan sesuai Riskesdas 2018.

Selain itu terjadi peningkatan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas pada anak muda yang meningkat 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. 

Data tahun 2015 menunjukkan prevalensi berat badan berlebih pada anak-anak usia 5-19 tahun dari 8,6 persen pada 2006 menjadi 15,4 persen pada 2016. 

Juga prevalensi obesitas pada anak-anak usia 5-19 tahun dari 2,8 persen pada 2006 menjadi 6,1 persen pada 2016.

Pemerintah melakukan berbagai upaya dan strategi dalam mengendalikan GGL mencakup aspek regulasi, reformulasi pangan, penetapan pajak/cukai, studi/riset, dan edukasi. Salah satunya adalah permenkes No 30/2013 yang diperbaharui dengan Permenkes No 63/2015 Tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved