Gejala Demam Lassa dan Penularannya, Penyakit Zoonosis yang Menyerang Nigeria
Gejala demam Lassa dan penularannya, penyakit zoonosis yang menyerang Nigeria. Penyakit ini disebabkan oleh kotoran tikus mastomys yang terinfeksi.
TRIBUNNEWS.COM - Demam Lassa menjadi penyakit yang banyak terjadi di Nigeria beberapa waktu ini.
Demam Lassa adalah penyakit zoonosis, yang berasal dari kontak dengan hewan yang terinfeksi virus lassa.
Host atau reservoir dari virus Lassa adalah hewan dari genus Mastomys, spesies Mastomys natalensis umumnya dikenal sebagai tikus multimammate.
Tikus Mastomys yang terinfeksi dengan virus Lassa tidak menjadi sakit.
Namun, tikus tersebut dapat menularkan virus melalui urin dan tinja mereka.
Virus penyebab penyakit demam lassa adalah Lassa Virus (LASV)/ Virus Lassa yang merupakan golongan arbovirus dengan genus arenavirus dan family arenaviridae, dikutip dari Kemenkes.
Baca juga: Muncul Demam Lassa di Nigeria, Bisakah Berdampak hingga ke Indonesia? Begini Penjelasan Ahli
Virus ini merupakan jenis virus demam berdarah (Viral Hemorrhagic Fever/VHF) pada primata.
Selain itu, virus lassa termasuk dalam virus RNA yang berantai tunggal dan ditemukan sekitar 30 tahun lalu.
Sekitar 80 persen dari orang yang terinfeksi virus Lassa tidak menimbulkan gejala.
Sementara sisanya, 20 persen kasus orang yang terinfeksi menyebabkan penyakit yang parah, di mana virus ini mempengaruhi beberapa organ tubuh seperti hati, limpa dan ginjal.
Selain organ-organ tersebut, virus lassa dapat menginfeksi hampir setiap jaringan dalam tubuh manusia, mulai dari mukosa, usus, paru-paru dan sistem urin kemudian berkembang ke sistem vaskular.
Gejala Demam Lassa

Baca juga: Ketahui Gejala Khusus Penyakit TBC pada Anak
Virus lassa membutuhkan waktu 6-21 hari untuk masa inkubasi.
Gejala umum demam lassa terjadi secara bertahap.
Biasanya dimulai dengan demam, kelemahan umum, dan malaise.