Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Apa Itu Varian C.1.2? Varian Baru Covid-19 yang Ditemukan di Afsel, Ini yang Perlu Diketahui

Varian baru Covid-19 kembali ditemukan di Afrika Selatan. Diberi kode C.1.2, ini yang kita ketahui tantang varian ini

Freepik
Ilustrasi virus corona. Varian baru Covid-19 kembali ditemukan di Afrika Selatan. Diberi kode C.1.2, ini yang kita ketahui tantang varian ini 

Haruskah kita khawatir tentang varian C.1.2 COVID-19?

Dr Adalja mengatakan, sejauh ini tidak ada alasan untuk lebih mengkhawatirkan varian C.1.2 dibandingkan varian lainnya.

Varian C.1.2 belum terdaftar sebagai Variant of Interest apalagi Variant of Concern.

Sesuatu yang penting untuk dipahami adalah bahwa virus tetap hidup dengan bermutasi.

Ditambah lagi, katanya, tidak mungkin C.1.2 akan mengalahkan Delta sebagai strain dominan.

"Virus bersaing untuk menginfeksi inang, dan varian Delta tampaknya menjadi versi virus 'paling cocok' yang pernah kami lihat," katanya.

Itu sebabnya Delta sepenuhnya mengambil alih varian Alpha — varian awal COVID-19 — sebagai varian utama.

"Pada dasarnya, jika Anda terinfeksi pada titik ini, itu kemungkinan varian Delta."

Agar varian baru dapat mengalahkan Delta, ia harus memiliki beberapa ciri utama.

Joshua LaBaer, ​​PhD, MD, direktur eksekutif Biodesign Institute di Arizona State University, mengatakan kepada Health ada beberapa komponen yang menyebabkan mutasi menjadi dominan.

Varian Beta — mutasi pertama COVID-19 yang ditemukan di Afrika Selatan pada tahun 2020 — lebih baik dalam menghindari sistem kekebalan daripada jenis aslinya.

LaBaer menjelaskan bahwa meski varian Delta tidak selalu baik dalam menghindari sistem kekebalan, varian Delta lebih kuat untuk mengalahkan virus lain.

"Jika mutasi baru memiliki elemen Delta dan Beta, itu bisa menjadi masalah," kata Dr. LaBaer.

Kabar baiknya adalah, para peneliti menangkap varian C.1.2 ini lebih awal, jauh lebih awal dari varian COVID-19 lainnya.

Sementara strain sebelumnya sudah beredar luas ketika para ilmuwan mulai menelitinya, McCarthy mengatakan para peneliti mulai mengkarakterisasi mutasi C.1.2 saat baru ada 100 kasus yang tercatat.

"Jika Anda dapat memahami sesuatu tentang virus, Anda dapat mencegah penyebarannya ke titik tertentu, sebelum menjadi masalah," katanya.

"Ini sebenarnya contoh yang sangat bagus dari publik yang memperhatikan sains dengan sebaik-baiknya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved