Penggunaan Antiobiotik Ugal-ugalan ke Hewan Ternak Bisa Picu Bakteri Super yang Menulari Manusia
Penggunaan antibiotik pada industri peternakan di Indonesia cukup besar, dengan perkiraan total sebesar 913,94 ton pada tahun 2030.
Bagaimana superbug muncul di sekitar kita?
Ada beberapa cara penularan superbug ke manusia.
Setelah muncul di industri peternakan, mereka dapat mencemari tanah, air, udara, atau makanan kita melalui kotoran hewan dan cairan lainnya.
Superbug dapat melakukan menyebar melalui udara.
Sebuah studi dari University of Iowa menemukan bahwa bakteri yang resistensi terhadap antibiotik, yang disebut MRSA, mengambang di udara dua ratus meter mengikutiarah angin dari peternakan babi di Amerika Serikat.
Dalam penelitian lain, yang dilakukan oleh John Hopkins University, bakteri yang resisten terhadap antibiotik ditemukan di udara dalam mobil ilmuwan setelah mereka berkendara di belakang truk yang mengangkut ayam dengan dengan jendela terbuka.
Para pekerja dan masyarakat di sekitar industri peternakan dan di sekitar rumah jagal juga sangat terpengaruh.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Center for Emerging Infectious Disease menemukan bahwa para pekerja di peternakan babi enam kali lebih rentan untuk membawa bakteri yang resisten terhadap antibiotik, yaitu multidrug-resistant dan methicillin-resistant (MDRSA).
Hal ini terjadi karena mereka bersentuhan langsung dengan daging, darah, kotoran, air liur, dan cairan tubuh lainnya dari hewan ternak.
Penduduk di sekitarnya pun dapat terkontaminasi melalui udara dan air yang berasal langsung dari fasilitas tersebut.
Baca juga: VIRAL Video Dokter Sebut Konsumsi Antibiotik Secara Bebas Bisa Rusak Sistem Imun, Ini Penjelasannya
Negara berpenghasilan rendah-menengah cenderung memiliki masalah yang lebih banyak
Walaupun Organisasi Kesehatan Dunia telah merekomendasikan pengurangan antimikroba yang penting secara medis pada hewan yang dibesarkan untuk produksi makanan.
Namun situasi ini kemungkinan akan menjadi lebih kritis di negara-negara berpenghasilan rendah, di mana penggunaan antibiotik cenderung meningkat akibat pertumbuhan produksi produk hewani, dengan perkiraan peningkatan 67% pada tahun 2030.
Sebuah riset di tahun 2019, menemukan sumber berkembangnya resistensi antimikroba di beberapa wilayah di negara-negara bagian bumi selatan.
Diantara beberapa sumber tempat tersebut ada di Red River delta di Vietnam dan India bagian Selatan, yang juga dekat dengan Indonesia.