Penggunaan Antiobiotik Ugal-ugalan ke Hewan Ternak Bisa Picu Bakteri Super yang Menulari Manusia
Penggunaan antibiotik pada industri peternakan di Indonesia cukup besar, dengan perkiraan total sebesar 913,94 ton pada tahun 2030.
"Akibatnya muncul jenis bakteri baru yang kebal terhadap obat-obatan yang didesain untuk membunuhnya," jelas Rully.
Bersama Brasil, China dan Rusia, saat ini 60 persen infeksi bakteri di Indonesia dinyatakan kebal terhadap satu jenis antibiotika.
"Fenomen antibiotika alias AMR ini dikhawatirkan akan semakin mengancam jika tidak ditanggulangi komprehensif," ungkap dia.
Penyalahgunaan Antibiotik pada Hewan Ternak Ancaman bagi Kesehatan Global
Setiap November, dari tanggal 18 sampai dengan 24, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merayakan “Minggu Kesadaran Antimikroba Dunia”.
Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan ancaman serius terhadap kesehatan publik akibat penyalahgunaan antibiotik dan obat antimikroba lainya.
Saat ini, kurang lebih 700.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit resistensi obat dan diprediksi jumlah korban tersebut akan mencapai 10 juta kematian setiap tahunnya sampai dengan tahun 2050 jika tidak ada tindakan yang diambil.
“Sistem pangan kita sangat tergantung pada produk hewani, dan industri peternakan merupakan salah satu faktor pendorong terpenting dalam resistensi antimikroba,” ungkap Fadilah, Communications and Corporate Engagement Manager Indonesia dari NGO Internasional, Sinergia Animal, Senin (16/11/2020).
Berdasarkan studi yang dilakukan, Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah menunjukkan adanya kasus peningkatan resistensi yang signifikan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di beberapa negara, 80% konsumsi antibiotik yang penting secara medis ada di sektor peternakan.
Sejumlah laporan memperlihatkan tingginya volume dan penggunaan yang terlalu sering hingga menyebabkan munculnya superbug, - bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang tahan terhadap pengobatan antibiotik tradisional.
Baca juga: Libur Sinetron, Mischa Chandrawinata Ditemani Bantal dan Hewan Peliharaan
Hal inilah yang terjadi di industri peternakan, dimana jutaan hewan berdesakan, dan seringnya ditempatkan di ruang tertutup.
Berdasarkan Program Lingkungan PBB (UNEP) stress yang terjadi akibat dikurung, buruknya kondisi kebersihan, dan kurangnya variasi genetik diantara hewan-hewan tersebut menciptakan kondisi yang sempurna untuk muncul dan menyerbarnya penyakit baru.
“Dalam sistem sistem tersebut, para hewan-hewan tersebut biasanya menerima antibiotik, bukan untuk mengobati penyakit namun untuk mencegah penyakit, dan mendorong pertumbuhan yang lebih cepat bagi mereka."
"Hewan ini dapat menjadi pembawa bakteri “superbug” yang kemudian dapat menginfeksi manusia,” jelas Fadila