Polemik Aprilia Manganang
Mengenal Hipospadia, Kondisi yang Dialami Aprilia Manganang
Andika Perkasa mengumumkan perubahan identitas Sersan Dua, Aprilia Santini Manganang, yang sebelumnya dikenal sebagai perempuan menjadi laki-laki.
Dalam kebanyakan kasus, hipospadia dianggap disebabkan oleh kombinasi gen dan faktor lain, seperti hal-hal yang bersentuhan dengan ibu di lingkungannya, atau makanan atau minuman ibu, atau obat-obatan tertentu yang ia gunakan selama kehamilan.
Baca juga: Fakta-fakta Atlet Voli Putri Indonesia Aprilia Manganang Dipastikan Seorang Pria
Baca juga: Panglima TNI Mutasi dan Promosi Jabatan 43 Pati TNI AD: Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari Jabat Wakasad
Faktor Risiko
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi risiko memiliki bayi laki-laki dengan hipospadia:
- Usia dan berat: Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih dan dianggap obesitas memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Perawatan kesuburan: Wanita yang menggunakan teknologi reproduksi berbantuan untuk membantu kehamilan memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
- Hormon tertentu: Wanita yang mengonsumsi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan terbukti memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan hipospadia.
Jenis Hipospadia
Jenis hipospadia yang dimiliki anak laki-laki tergantung pada lokasi pembukaan uretra:
- Subkoronal : Pembukaan uretra terletak di suatu tempat di dekat kepala penis.
- Poros tengah : Pembukaan uretra terletak di sepanjang batang penis.
- Penoscrotal : Pembukaan uretra terletak di tempat pertemuan penis dan skrotum.
Perawatan
Perawatan untuk hipospadia tergantung pada jenis cacat yang dimiliki anak laki-laki tersebut.
Sebagian besar kasus hipospadia memerlukan pembedahan untuk memperbaiki cacat itu.
Jika diperlukan pembedahan, biasanya dilakukan saat anak laki-laki berusia antara 3–18 bulan. Dalam beberapa kasus, pembedahan dilakukan secara bertahap.
Beberapa perbaikan yang dilakukan selama operasi seperti: menempatkan pembukaan uretra di tempat yang tepat, memperbaiki lekukan di penis, dan memperbaiki kulit di sekitar pembukaan uretra.
Bayi laki-laki dengan hipospadia sebaiknya tidak disunat.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi/Gita Irawan)