Rabu, 1 Oktober 2025

Sering Cari Informasi Soal Nutrisi di Medsos? Jangan Terjebak, Kenali 8 Mitos Ini, Simak Faktanya

Media sosial seringkali jadi rujukan informasi, meski terkadang keliru. Termasuk informasi soal nutrisi dan kesehatan. Awas jangan terjebak mitos.

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Sekarang ini minat masyarakat untuk hidup sehat meningkat sangat tinggi. Rajin berolah raga, hingga melakukan diet. Orang yang melakukan diet pasti memiliki tujuan untuk kesehatan, namun tidak bisa dipungkiri ada orang-orang di luar sana yang melakukan diet dengan tujuan untuk penampilan. Selain mengatur pola makan latihan kebugaran seperti push up, sit up, joging, setidaknya tiga kali seminggu akan sangat membantu pembakaran lemak. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) 

" Adalah tugas kita bersama untuk dapat mengungkap kebenaran informasi nutrisi, dan membantu konsumen di Asia Pasifik mendapat pengetahuan nutrisi yang mereka butuhkan untuk mencapai hasil kesehatan yang diinginkan,” ujar Dr. Rimbawan.

Berikut 8 Mitos yang paling sering beredar di Asia Pasifik:

Dalam satu mangkuk kecil nasi berukuran 200 gram kira-kira terdapat 80 gram karbohidrat
Dalam satu mangkuk kecil nasi berukuran 200 gram kira-kira terdapat 80 gram karbohidrat (Grid.ID)

Mitos 1: Karbohidrat dapat menambah berat badan

Fakta: Mengonsumsi Karbohidrat saja tidak menyebabkan penambahan berat badan, tapi juga menambah kalori. Sumber karbohidrat yang sehat seperti sayuran, buah buahan, kacang kacangan dan biji bijian juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi dan vitamin B.

Chef Norman Ismail (Chef, Food & Beverage Consultant) saat mendemokan memasak dua hidangan lezat berbahan dasar fillet Tilapia (Crispy Corn Flakes Tilapia Kuah Lodeh dan Panggang Tilapia Taliwang) pada acara Chef Gathering Regal Springs Fillet Tilapia di Hotel Four Points by Sheraton Surabaya, Kamis (15/8). Ikan yang tinggi kandungan Protein dan Vitamin D, rendah lemak, tekstur dan rasanya yang lembut cocok untuk diolah menjadi berbagai masakan baik resep lokal maupun internasional, serta Tidak Bau Tanah (muddy flavor). (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
Chef Norman Ismail (Chef, Food & Beverage Consultant) saat mendemokan memasak dua hidangan lezat berbahan dasar fillet Tilapia (Crispy Corn Flakes Tilapia Kuah Lodeh dan Panggang Tilapia Taliwang) pada acara Chef Gathering Regal Springs Fillet Tilapia di Hotel Four Points by Sheraton Surabaya, Kamis (15/8). Ikan yang tinggi kandungan Protein dan Vitamin D, rendah lemak, tekstur dan rasanya yang lembut cocok untuk diolah menjadi berbagai masakan baik resep lokal maupun internasional, serta Tidak Bau Tanah (muddy flavor). (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ) (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Mitos 2: Semakin berumur, semakin sedikit protein yang dibutuhkan

Fakta: Memasuki usia 40 tahun, kemungkinan akan mengalami penurunan fungsi dan massa otot secara bertahap atau dikenal dengan sarcopenia.

Proses ini bisa dimitigasi dengan meningkatkan asupan protein dan melakukan latihan ketahanan yang disesuaikan dengan usia.

Mitos 3: Kafein menyebabkan dehidrasi

Fakta: Meskipun kafein memiliki sifat diuretik (menyebabkan naiknya laju urinasi), mengonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat anda dehidrasi,. Sebuah studi oleh Institute for Scientific Information tentang kopi menyatakan bahwa kopi juga bersifat menghidrasi dengan kandungan airnya.

Mitos 4: Massa tulang di semua usia dapat dioptimalisasi dengan asupan kalsium yang cukup

Fakta: Level puncak massa tulang (ukuran dan kekuatan tulang maksimal) bergantung pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Namun, asupan kalsium yang cukup sepanjang hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis. Suplementasi kalsium dapat melindungi dari keropos tulang di usia tua, terutama untuk wanita pasca menopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.

Sekarang ini minat masyarakat untuk hidup sehat meningkat sangat tinggi. Rajin berolah raga, hingga melakukan diet. Orang yang melakukan diet pasti memiliki tujuan untuk kesehatan, namun tidak bisa dipungkiri ada orang-orang di luar sana yang melakukan diet dengan tujuan untuk penampilan. Selain mengatur pola makan latihan kebugaran seperti push up, sit up, joging, setidaknya tiga kali seminggu akan sangat membantu pembakaran lemak. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Sekarang ini minat masyarakat untuk hidup sehat meningkat sangat tinggi. Rajin berolah raga, hingga melakukan diet. Orang yang melakukan diet pasti memiliki tujuan untuk kesehatan, namun tidak bisa dipungkiri ada orang-orang di luar sana yang melakukan diet dengan tujuan untuk penampilan. Selain mengatur pola makan latihan kebugaran seperti push up, sit up, joging, setidaknya tiga kali seminggu akan sangat membantu pembakaran lemak. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Mitos 5: Diet ketogenik adalah jalan sehat untuk mengurangi berat badan

Fakta: Konsumsi karbohidrat yang sangat rendah, sedang dalam asupan protein dan tinggi lemak mendorong tubuh mengunakan lemak sebagai bahan bakar akan mengakibatkan penurunan berat badan. Bagaimanapun, karbohidrat sehat baik untuk tubuh, karena akan menyuplai energi, vitamin dan mineral. Untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, mengadopsi diet seimbang yang dipadu dengan olahraga teratur adalah cara yang paling baik.

Mitos 6: Pola makan yang sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan

Fakta: Berbagai studi menunjukkan pola makan/diet dengan rendah lemak akan menurunkan berat badan dalam jumlah yang sangat kecil pada tahun pertama. Hal tersebut menjadikan pola ini tidak efektif. Tubuh kita membutuhkan lemak karena dapat membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved