Rabu, 1 Oktober 2025

Ini Penyebab Hormon Testosteron Pria Rendah

Pria dengan kadar testosteron rendah akan mengalami gejala mudah lelah, loyo, libido rendah, serta disfungsi ereksi.

Editor: Robertus Rimawan
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting.

Kekurangan atau ketidakseimbangan testosteron bisa memengaruhi perkembangan seksual, kesuburan, bahkan meningkatkan risiko penyakit kronik.

Pada masa awal kehamilan, hormon ini akan menentukan apakah janin akan berkelamin laki-laki atau perempuan.

Kekurangan hormon ini di masa kehamilan akan menyebabkan kondisi yang disebut kelamin ambigu, di mana dari pemeriksaan luar jenis kelamin bayi yang baru lahir itu tidak jelas.

Jika kekurangan testosteron (hipogonadisme) terjadi selama masa pubertas, ini bisa memperlambat pertumbuhan dan mengganggu perkembangan karateristik sekunder pria.

"Anak laki-laki dengan kondisi ini tidak mengalami perubahan suara, serta organ genitalnya tidak sempurna, misalnya penis dan testisnya kecil," kata dr Nugroho Setiawan spesialis andrologi, dalam acara dialog media bertajuk Seputar Masalah Intim Lelaki yang diadakan oleh Bayer di Jakarta (19/11/15).

Sementara itu, hipogonadisme yang dialami pria dewasa akan menyebabkan fungsi kepriaan seseorang terganggu.

Pria dengan kadar testosteron rendah akan mengalami gejala mudah lelah, loyo, libido rendah, serta disfungsi ereksi.

Perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan depresi, juga bisa menyertai hipogonadisme.

Penyebab

Menurut Nugroho, ada beberapa penyebab hipogonadisme pria.

Jika kekurangan testosteron terjadi pada masa pertumbuhan atau sebelum pubertas, bisa disebabkan karena kerusakan pada testis.

"Kelainan genetik bawaan, seperti kerusakan kromosom, atau juga karena testis mengalami radang atau trauma.

Kondisi ini disebut juga dengan hipogonadisme primer," ujar dokter dari RS. Fatmawati Jakarta ini.

Sementara itu pada hipogonadisme sekunder testis berkembang normal tetapi tidak berfungsi normal karena kurangnya rangsangan dari hormon pituitari di otak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved