Kamis, 2 Oktober 2025

Tribun Jakarta Health

Kenali Gejala Bipolar

Gangguan Bipolar (GB) adalah gangguan perasaan atau mood yang bisa timbul pada episode waktu tertentu dalam bentuk suasana hati depresi

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Kenali Gejala Bipolar
NET
Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ANDA mungkin saja sudah pernah mendengar seseorang mengalami gangguan mental. Satu di antara yang populer adalah skizofrenia. Namun tidak hanya itu, ternyata masih banyak gangguan mental lainnya yang selama ini tidak tersosialisasi dengan baik, seperti gangguan suasana hati atau mood disorders.

Mood disorders yang saat ini menjadi perbincangan dan memiliki pasien terbanyak kedua berdasarkan catatan medis kesehatan jiwa Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, yaitu bipolar.

Menurut dr. AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ(K)m Kepala Departemen Psikiatri FKUI-RSCM memaparkan Gangguan Bipolar (GB) adalah gangguan perasaan atau mood yang bisa timbul pada episode waktu tertentu dalam bentuk suasana hati depresi atau dalam episode waktu lainnya justru kebalikannya untuk kondisi manik.

Dalam Seminar Media tentang Bipolar, beberapa waktu lalu, Agung mengungkapkan, keadaan mood pada pasien GB dapat dibedakan dalam beragam kondisi. Mania adalah kondisi terlalu antusias, pikirannya tidak dapat dikontrol, agresif, jika belanja sering tidak mengukur kemampuan diri sendiri. Ada juga Hipomania, yakni dalam kondisi produktif, belum mengganggu.

Selain itu ada juga Euthimia (kondisi normal atau mood-nya normal), Campuran (gabungan beberapa kondisi di atas) dan Depresi, yakni jika seseorang dalam keadaan merasa sangat sedih, menangis, mengurung diri, tidak mau keluar kamar, tidak mau bertemu orang bahkan keluarga atau sahabat.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), bipolar memiliki empat tipe. GB I adalah, suatu perjalanan klinis dengan satu atau lebih episode manik atau campuran, biasanya diikuti episode depresi mayor. GB II, satu atau lebih depresi mayor dan diikuti sedikitnya satu episode hipomanik, tetapi tidak pernah ada episode manik atau campuran.

Bipolar Disorders Not Otherwise Specified atau BD-NOS ditandai dengan gejala bipolar tetapi tidak memenuhi kriteria GB spesifik. Ada juga Cyclothymia, yaitu gangguan perasaan ditandai dengan sejumlah episode hipomanik atau depresi, tetapi gejala tersebut belum memenuhi kriteria manik atau depresi mayor.

"Prevalensi GB cukup tinggi. GB I 1 persen dan GB II 4 persen dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah sama, usia wanita 15 - 24 tahun, dan penyebab kematian tertinggi bunuh diri. Sehingga suicidal ideation pada penderita GB wajib dideteksi. Sayangnya GB sering tak terdeteksi, padahal angka kematiannya meningkat terkait komorbiditas penggunaan zat dan penyakit medis lainnya," sebut Agung.

Kasus bunuh diri pada penderita GB 2 sampai tiga kali lipat lebih tinggi daripada skizofrenia. Total,  10 - 20 persen penderita melakukan bunuh diri dan 30 persen pernah mencoba bunuh diri.

Namun sebenarnya semua orang bisa melalukan deteksi dini dengan datang ke dokter ahli atau psikiater.

Deteksi menggunakan skrining dengan cara edukasi mengenai GB, survei menggunakan The Mood Disorder Questionaire (MDQ), dan melihat riwayat pribadi. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan yang meliputi wawancara klinis dan diagnosis dini, setelah itu baru dilakukan terapi psikofarmaka dan psikososial.

MDQ melihat tentang gejala-gejala pada pasien dari perasaan gembira yang lebih dari biasanya, sangat iritabel, memiliki kepercayaan diri tinggi, merasa tidak butuh tidur, banyak bicara atau bicara dengan cepat seperti biasanya, energik dan sangat aktif, pikiran berlomba, konsentrasi mudah teralih, bermasalah di lingkungan sosial dan pekerjaan, lebih tertarik pada seksualitas, memiliki perilalu beresiko, dan boros.

"Bagi dokter, diagnosis harus ditegakkan dan jeli dilakukan. Karena tampilan gejala GB bervariasi dan sering ditemukan pasien GB pada fase depresi. Jika salah diagnosa atau misdiagnosis akan salah juga treatment-nya," kata Agung.

Di sisi lain, penyebab GB pun masih belum jelas. GB adalah multifaktor dari genetik, biologi, dan psikososial. Faktor genetik menyebabkan seseorang rentan, jika orang tersebut mengalami stres psikososial yang tak dapat diatasi, maka terjadilah GB.

Prediksi dengan rumus tiga dapat dilakukan untuk melihat bipolaritas pada seseorang. GB tidak melihat tingkat sosial ekonomi dan edukasi, bahkan balita pun dapat mengalaminya karena faktor genetik sebanyak 79 persen.

Halaman
12
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved