Tribun Jakarta Health
Deteksi Dini Kanker, Periksa Lima Tahun Lebih Awal
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan deteksi dini terhadap kanker. Pasalnya, semua manusia memiliki kans untuk 'kedatangan' kanker.
lihat foto
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Agustina N.R
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - GAYA hidup masyarakat modern, terutama di kalangan perkotaan, memberi konsekuensi tersendiri terhadap kondisi kesehatan mereka. Keinginan selalu serba cepat demi mengejar waktu untuk bekerja, membuat mereka terkadang melupakan faktor kesehatan lingkungan, prilaku dan rasa konsumtif terhadap sesuatu.
Sudah jamak terlihat di hampir sebagian besar wilayah Greater Jakarta seperti Jakarta sendiri, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang, 'budaya' merokok, mengkonsumsi makanan berlemak, junk food dan minuman beralkohol, seolah sudah jadi hal yang dianggap wajar.
Beberapa kondisi di atas, memberi ancaman tersendiri bagi kesehatan mereka, yakni datangnya kanker. Penyakit ini menjadi satu di antara segmen degeneratif yang sering dijumpai. Apalagi kanker menempati urutan keempat yang terdapat pada pasien di seluruh Indonesia.
Menurut dr. Ronald Hukom, SpPD-KHOM, sekitar 90 persen penyebab kanker adalah lingkungan, yaitu perubahan gaya hidup, obesitas dan ketidaktahuan masyarakat tentang bagaimana kanker bisa menggerogoti tanpa sadar.
Menurut Ronald, hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan deteksi dini terhadap kanker. Pasalnya, semua manusia memiliki kans untuk 'kedatangan' kanker.
Menurutnya, tidak ada ketentuan yang menekan orang untuk mendeteksi dini terkait kanker. Baginya, lebih cepat lebih baik dan jangan pernah menunda waktu. "Deteksi dini tergantung usia atau jika saudara-saudara ada yang terkena kanker. Di usia berapa mereka terkena? Anda harus mendeteksi lima tahun lebih awal dari usia saudara Anda saat kali pertama terkena kanker. Namun prinsipnya, lebih cepat tetap lebih baik," katanya.
Berita lengkap klik Tribun Jakarta Digital Newspaper edisi Selasa (17/3/2012).
