Senin, 29 September 2025

Konflik Korea

Korea Utara Uji Coba Rudal Anti-Udara Baru, Diklaim Bisa Lawan Rudal Jelajah

Korea Utara uji coba rudal anti-udara terbaru yang diklaim bisa melawan rudal jelajah dan pesawat nirawak. Kim Jong Un beri tugas rahasia ke ilmuwan.

Editor: Nuryanti
Foto: Vladimir Smirnov, TASS
KIM JONG UN - Foto ini diambil dari laman Kantor Presiden Rusia pada Kamis (21/8/2025) memperlihatkan Pemimpin Republik Rakyat Demokratik Korea Utara (DPRK), Kim Jong-un, saat pertemuan Rusia-Korea Utara di Kosmodrom Vostochny, Rusia, pada 13 September 2023. Pada 23 Agustus 2025, Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal anti-udara terbaru. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengawasi uji coba penembakan dua jenis rudal anti-udara baru, menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Minggu (24/8/2025).

Uji coba tersebut menunjukkan peningkatan kemampuan militer Korea Utara saat militer Korea Selatan dan AS melakukan latihan gabungan.

KCNA mengatakan uji coba yang dilakukan pada hari Sabtu (23/8/2025) membuktikan rudal tersebut efektif dalam melawan ancaman udara seperti pesawat tak berawak dan rudal jelajah.

Setelah uji coba itu, Kim Jong Un menugaskan tugas "penting" kepada para ilmuwan pertahanan menjelang konferensi politik besar yang diperkirakan akan diadakan awal tahun depan, tanpa penjelasan lebih lanjut.

Laporan tersebut tidak merinci rudal yang diuji atau lokasi kejadian.

Selain itu, laporan tersebut tidak menyebutkan pernyataan Kim yang ditujukan kepada Washington atau Seoul.

Uji coba itu bertepatan dengan kunjungan Presiden Korea Selatan yang baru, Lee Jae Myung, ke Tokyo untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.

Di sana, mereka berjanji untuk memperkuat kerja sama bilateral dan kemitraan trilateral mereka dengan Amerika Serikat (AS) guna mengatasi tantangan bersama, termasuk ambisi nuklir Korea Utara.

Lee Jae Myung dijadwalkan berangkat ke Washington pada hari Minggu (24/8/2025) untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump, lapor Al Arabiya.

Pemerintahan Kim telah berulang kali menolak seruan Korea Selatan dan AS untuk memulai kembali perundingan yang telah lama terhenti yang bertujuan untuk menghentikan program senjata nuklir dan misilnya.

Di sisi lain, Korea Selatan dan AS menganggap Korea Utara terus memprioritaskan Rusia sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang bertujuan untuk memperluas hubungan dengan negara-negara yang menentang Amerika Serikat.

Baca juga: Dekat China, Korea Utara Bangun Pangkalan Rahasia Rudal yang Mampu Hantam Amerika 

Korea Utara Makin Erat dengan Rusia

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Kim Jong Un telah mengirimkan ribuan pasukan dan pengiriman senjata dalam jumlah besar, termasuk artileri dan rudal balistik, untuk membantu membiayai peperangan Presiden Vladimir Putin.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menyediakan teknologi yang memperkuat militer bersenjata nuklir Kim Jong Un.

Sementara para ahli menunjuk sistem anti-udara dan radar Korea Utara yang sudah tua sebagai area kerja sama yang memungkinkan.

Pemerintah konservatif Korea Selatan sebelumnya mengatakan pada bulan November bahwa Rusia memasok rudal dan peralatan lainnya untuk membantu memperkuat pertahanan udara ibu kota Korea Utara, Pyongyang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan