Top Rank
10 Negara Teratas dengan Pengemudi Terbaik: Jepang Tempati Peringkat 1, Disusul Belanda dan Norwegia
Terdapat 10 negara dengan pengemudi terbaik, Jepang menempati peringkat tinggi.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut 10 negara teratas dengan pengemudi terbaik di dunia.
Mengemudi dengan cara yang tidak aman dapat menimbulkan masalah.
Kecelakaan mobil terjadi setiap hari di seluruh dunia karena berbagai alasan.
Meskipun Anda tidak dapat mengendalikan pengemudi lain di jalan, Anda dapat mengendalikan mobil Anda sendiri dan bagaimana Anda merespons pengemudi lain.
Ada beberapa tempat di mana orang-orang benar-benar tahu apa yang mereka lakukan saat mengemudi.
Dikutip dari laman wealthydriver, terdapat 10 negara dengan pengemudi terbaik sebagai berikut:
1. Jepang
Jepang menempati peringkat tinggi dalam daftar pengemudi terbaik.
Anda memerlukan minimal 31 hingga 34 jam pelatihan mengemudi profesional sebelum mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) di Jepang.
Pelatihan ini mencakup praktik dan kuliah di kelas.
Terdapat beberapa tahap pelatihan dan pengujian, dengan penekanan kuat pada persiapan di dunia nyata.
2. Belanda
Filosofi "keselamatan berkelanjutan" tertanam dalam pendidikan pengemudi di Belanda.
Baca juga: DPR Janji Perjuangkan Rumah Subsidi dan Pendidikan untuk Pengemudi Logistik
Pesepeda, khususnya, selalu dihormati di jalan raya karena pengemudi memprioritaskan keselamatan mereka.
Hal ini juga terbukti dalam temuan Dewan Keselamatan Transportasi Eropa, yang menunjukkan kepatuhan tinggi terhadap aturan infrastruktur bersepeda.
Pengemudi di Belanda juga memimpin Eropa dalam menjaga jarak aman.
3. Norwegia
Pengemudi di Norwegia menunjukkan pengendalian diri yang luar biasa dalam kondisi berbahaya.
Badan Administrasi Jalan Raya melaporkan tingkat penggunaan sabuk pengaman sebesar 97 persen di seluruh wilayah.
Studi Nordic Traffic Safety Research tahun 2022 juga mengidentifikasi pengemudi di Norwegia sebagai yang paling patuh terhadap batas kecepatan zona sekolah secara global.
4. Estonia
Estonia dikenal karena manajemen keselamatan jalan yang kuat dan penegakan hukum yang efektif berkat sistem pemantauan lalu lintas berteknologi tinggi.
Selain itu, Estonia memiliki peringkat yang baik dalam statistik keselamatan jalan Uni Eropa dan telah mengalami penurunan angka kematian yang signifikan di kalangan pengguna jalan yang rentan.
Angka kematian pejalan kaki juga sangat rendah.
5. Swedia
"Vision Zero" telah memengaruhi budaya berkendara di Swedia secara mendalam, menciptakan kesadaran keselamatan yang mengakar kuat di kalangan pengendara.
Statistik Badan Transportasi Swedia menunjukkan tingkat kepatuhan terhadap peraturan kursi keselamatan anak sebesar 97 persen.
Para pengguna jalan ini juga menunjukkan tingkat insiden kemarahan di jalan dan taktik mengemudi yang konfrontatif, yang rendah.
6. Siprus
Perilaku berkendara yang berlebihan saat kondisi macet mencapai tingkat yang sangat tinggi di Siprus.
Meskipun melewati jalan pegunungan dan area yang padat turis, sebagian besar pengemudi lulus uji pengetahuan berkala tanpa kesalahan.
Pengemudi lokal memiliki kesabaran dan teknik defensif yang luar biasa, sehingga mengurangi potensi tabrakan.
7. Selandia Baru
Tesis Universitas Waikato (2021) menemukan bahwa peningkatan keterampilan persepsi bahaya pada pengemudi Selandia Baru berkaitan dengan pilihan kecepatan yang lebih aman, dan bahwa pelatihan dapat meningkatkan keterampilan ini.
Penelitian dan laporan NZTA juga menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap batas kecepatan rendah di jalan-jalan pedesaan Selandia Baru "cukup baik".
Baca juga: 10 Negara dengan Pengemudi Terburuk: Disiplin Berlalu Lintas di India Hampir Tak Ada
8. Australia
Strategi keselamatan jalan raya Australia memprioritaskan perlindungan pengguna jalan yang rentan, termasuk pejalan kaki, pesepeda, pengendara sepeda motor, dan anak-anak.
Strategi ini mendorong budaya tanggung jawab bersama dan mengemudi defensif.
Oleh karena itu, pengemudi Australia telah tercatat menjaga tingkat berhenti yang wajar di penyeberangan pejalan kaki.
9. Jerman
Menurut Federal Highway Research Institute, disiplin lajur mencapai tingkat yang tak tertandingi di jalan-jalan Jerman meskipun terdapat ruas-ruas jalan dengan kecepatan tak terbatas.
Negara ini memiliki sistem pendidikan pengemudi terbaik.
Dengan pelatihan profesional yang diwajibkan dan ujian yang ketat, Jerman menghasilkan pengemudi yang benar-benar terampil.
10. Finlandia
Sekitar 90 persen pengemudi Finlandia mematuhi peraturan ban musiman, menurut Badan Keselamatan Transportasi.
Selain itu, sejak tahun 1990, proses perizinan mengemudi di Finlandia telah mencakup pelatihan wajib pengendalian selip (jalan licin).
Ini merupakan bagian unik dan integral dari pendidikan pengemudi di Finlandia.
Tips Keselamatan Berkendara
Untuk menghindari kecelakaan mobil, Anda harus memperhatikan sejumlah tips mengemudi.
Dilansir laman cummingsinjurylaw, berikut tips keselamatan berkendara yang wajib diketahui semua orang:
1. Periksa Titik Buta Anda
Berpindah jalur atau berbelok ke arah lalu lintas bukanlah tugas mengemudi yang sulit, tetapi Anda perlu tetap waspada terhadap titik buta Anda.
Menggunakan kaca spion untuk melihat apa yang akan terjadi sebelum memasuki jalur baru memang perlu, tetapi memeriksa titik buta juga penting.
Anda bisa melakukannya dengan sedikit mencondongkan tubuh ke depan sambil melihat ke kaca spion, atau dengan memutar kepala dan melihat ke belakang tanpa menggunakan kaca spion.
Beberapa kendaraan dilengkapi indikator titik buta yang terpasang di kaca spion, tetapi beberapa lainnya tidak.
Meskipun ada fitur yang membantu Anda, tidak ada salahnya meluangkan waktu sejenak untuk melakukan pemeriksaan tambahan.
2. Patuhi Peraturan Lalu Lintas
Tips termudah untuk pengemudi baru adalah yang melibatkan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.
Peraturan lalu lintas dibuat karena suatu alasan.
Jika suatu jalan memiliki batas kecepatan 40, maka itulah kecepatan yang Anda butuhkan untuk berkendara.
Melaju sedikit di atas batas kecepatan tidak akan menempatkan Anda di zona bahaya, tetapi mengemudi jauh lebih cepat dari batas kecepatan tersebut akan membahayakan.
Selain batas kecepatan, ada peraturan dan rambu lalu lintas lain yang diberlakukan untuk menjaga keselamatan semua orang di jalan.
Kegagalan mematuhi peraturan ini dapat menyebabkan kecelakaan.
Jika ada mobil lain di jalan yang tidak mematuhi batas kecepatan atau peraturan lalu lintas lainnya, sebaiknya selalu jaga jarak aman antara Anda dan mobil tersebut.
3. Ketahui Kapan Tidak Boleh Mengemudi
Mengetahui kapan tidak boleh mengemudi sama pentingnya dengan mengetahui cara mengemudi yang benar.
Jika Anda sedang minum alkohol atau berada di bawah pengaruh obat-obatan terlarang atau narkotika, sebaiknya Anda tidak mengemudi.
Hal yang sama berlaku bagi mereka yang merasa kelelahan atau terlalu lelah untuk mengemudi.
Jangan memaksakan diri mengemudi jika Anda kesulitan membuka mata.
Hal ini tidak hanya membahayakan Anda, tetapi juga orang lain di jalan.
Hubungi teman, tetaplah di tempat Anda berada, atau hubungi layanan pengemudi.
4. Berkendara pada Jarak Aman
Jangan pernah mengemudi terlalu dekat di belakang mobil di depan Anda.
Sekalipun mobil ini melaju di bawah batas kecepatan, Anda harus tetap menjaga jarak aman.
Jika mereka melaju terlalu lambat, Anda bisa berpindah jalur dan menyalip mereka, tetapi jangan pernah mengemudi di atas bemper mereka.
Kita tidak pernah tahu kapan mobil akan berhenti, dan jika itu terjadi, kita tidak akan punya cukup waktu untuk mengerem dan berhenti sebelum menabrak mobil.
Beri diri kita ruang yang cukup antara kita dan mobil di depan agar kita tidak perlu khawatir harus mengerem mendadak.
5. Hindari Mengemudi Saat Cuaca Buruk
Berkendara dalam kondisi cuaca buruk menimbulkan lebih banyak bahaya keselamatan daripada yang Anda alami dalam kondisi berkendara normal.
Ada kalanya Anda tidak punya pilihan selain berkendara di tengah hujan atau angin kencang.
Namun, jika Anda punya pilihan, pastikan untuk menghindarinya.
Jika Anda punya waktu untuk menunggu hingga cuaca buruk reda, lakukanlah.
Sekalipun Anda yakin bisa berkendara dengan baik saat cuaca buruk, Anda tidak bisa mempercayai mobil lain di jalan untuk melakukan hal yang sama.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.