Konflik Palestina Vs Israel
PM Qatar: Rencana Trump untuk Gaza Butuh Klarifikasi dan Negosiasi Lebih Lanjut
PM Qatar mengatakan bahwa beberapa bagian dari rencana perdamaian Trump utuk Gaza 'memerlukan klarifikasi dan negosiasi lebih lanjut.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari mengatakan bahwa Hamas telah menerima proposal Trump dan berjanji akan 'mempelajarinya secara bertanggung jawab', dikutip dari Al-Arabiya.
Negosiasi juga sedang berlangsung di Doha dengan partisipasi pejabat dari Turki dan Mesir.
Trump, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, menyebut hari Senin sebagai “hari bersejarah bagi perdamaian” dan menyatakan bahwa “semua pihak telah menerimanya.”
Namun, ia juga memperingatkan bahwa jika Hamas menolak usulan tersebut, Israel akan mendapat dukungan penuh untuk melanjutkan operasi militernya.
Baca juga: Netanyahu Terima Proposal Perdamaian Gaza, Sayap Kanan Israel Meradang! Desak Perang Dilanjutkan
Isi 20 Poin Rencana Perdamaian Trump
Dikutip dari Al Jazeera, berikut isi 20 poin rencana perdamaian Trump untuk akhiri perang Gaza:
- Gaza akan menjadi zona bebas teror dan deradikalisasi, tidak menjadi ancaman bagi tetangganya.
- Rekonstruksi Gaza akan diprioritaskan demi kepentingan rakyat sipil.
- Jika kedua pihak menyetujui, perang akan segera berakhir.
Pasukan Israel akan mundur ke garis yang disepakati untuk persiapan pembebasan sandera. - Semua operasi militer akan ditangguhkan, termasuk pemboman dan serangan darat.
- Dalam 72 jam setelah Israel menerima perjanjian, semua sandera Israel, hidup atau mati, akan dikembalikan.
- Setelah itu, Israel akan membebaskan 250 tahanan seumur hidup dan 1.700 warga Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak.
- Untuk setiap sandera Israel yang jenazahnya dikembalikan, Israel akan membebaskan 15 jenazah warga Gaza.
- Anggota Hamas yang menyerahkan senjata dan berkomitmen hidup damai akan diberikan amnesti.
- Anggota Hamas yang ingin keluar dari Gaza akan dijamin perjalanan aman ke negara ketiga.
- Bantuan kemanusiaan akan segera dikirim, sesuai perjanjian 19 Januari 2025.
- Distribusi bantuan akan diawasi oleh PBB dan lembaga independen, tanpa intervensi politik.
- Perlintasan Rafah akan dibuka dengan mekanisme transparan.
- Pemerintahan transisi teknokratis Palestina akan dibentuk, tidak berafiliasi dengan faksi politik mana pun.
- Badan internasional baru, "Dewan Perdamaian", akan mengawasi transisi, dipimpin langsung oleh Trump dan tokoh dunia lainnya.
- Gaza akan dikembangkan sebagai wilayah ekonomi baru, dengan zona ekonomi khusus dan insentif investasi internasional.
- Tidak ada warga Gaza yang akan dipaksa keluar, dan mereka bebas kembali.
- Seluruh infrastruktur militer Hamas akan dihancurkan, termasuk terowongan dan fasilitas senjata.
- Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) akan dikerahkan, bekerja sama dengan polisi Palestina, Mesir, dan Yordania.
- AS akan memfasilitasi dialog politik jangka panjang untuk kemungkinan kenegaraan Palestina, dengan syarat reformasi dan keamanan terpenuhi.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Perdana Menteri Qatar, Donald Trump dan Konflik Palestina vs Israel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.