Minggu, 5 Oktober 2025

Gempa di Filipina

BREAKING NEWS: Filipina Diguncang Gempa M 6,9, 19 Orang Tewas, Jumlah Korban Terus Bertambah

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,9 mengguncang Filipina tengah pada Selasa (30/9/2025) malam.

|
Editor: Hasanudin Aco
Foto Tangkapan Layar
GEMPA DI FILIPINA - Gempa M 6,9 guncang di Filipina. Data sementara 19 orang tewas jumlah korban diperkirakan terus bertambah. 

Gubernur Cebu Pamela Baricuatro mengatakan Kantor Presiden telah berupaya memastikan bantuan dari kantor Presiden Ferdinand Marcos Jr. akan diperpanjang.

Setelah rapat darurat di Capitol, gubernur akan melanjutkan perjalanan ke Kota Danao, di mana Pusat Operasi Darurat akan didirikan untuk menanggapi dampak gempa di Cebu utara.

Kerusakan parah

Media ABS-CBN yang berbasis di Manila melaporkan kerusakan parah di sejumlah lokasi.

Pemerintah Provinsi Cebu bahkan meminta relawan medis melalui laman Facebook resminya untuk membantu penanganan darurat pascagempa.

“Mungkin ada orang yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan,” kata pejabat penyelamat provinsi, Wilson Ramos.

Ia mengakui tidak dapat memastikan jumlah orang yang hilang.

Ramos menambahkan, upaya penyelamatan terkendala kegelapan malam dan gempa susulan.

USGS mencatat sedikitnya empat gempa susulan dengan magnitudo di atas 5,0 setelah guncangan utama.

Guncangan kuat sekali

Petugas pemadam kebakaran di Cebu, Joey Leeguid, menggambarkan kekuatan gempa.

“Kami merasakan guncangan sangat kuat di pos kami. Loker-loker bergeser dari kiri ke kanan. Kami sempat merasa pusing, tapi sekarang semua baik-baik saja,” ujarnya kepada AFP dari Kota San Fernando.

Warga di sekitar episentrum mengaku terguncang. Martham Pacilan (25), warga Kota Bantayan, menyaksikan kerusakan pada gereja di alun-alun kota.

“Saya mendengar suara dentuman keras dari arah gereja, lalu melihat batu-batu berjatuhan. Untungnya tidak ada yang terluka,” katanya.

“Saya terkejut sekaligus panik, tapi tubuh saya tidak bisa bergerak. Saya hanya berdiri menunggu guncangan berhenti,” imbuhnya.

Agnes Merza, seorang perawat di Bantayan, juga merasakan dampak gempa.

“Rasanya seperti kami semua akan jatuh. Ini pertama kalinya saya mengalaminya. Para tetangga berlarian keluar rumah. Dua asisten remaja saya bersembunyi di bawah meja, seperti yang diajarkan di pramuka,” ujarnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved