Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Armada Sumud akan Masuki Zona Berisiko Tinggi, Kian Mendekati Gaza

Armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla akan memasuki zona berisiko tinggi, mereka mendekati Gaza untuk mematahkan blokade Israel.

Editor: Muhammad Barir
RNTV/TangkapLayar
MENUJU GAZA - Tangkap layar dari situs RNTV, Kamis (4/9/2025) yang menunjukkan gambar kapal yang sedang menuju Gaza dihasilkan oleh AI. Sebanyak 50 kapal dari 44 negara tergabung dalam armada Sumud Flotia akan menuju Gaza membawa bantuan makanan dan obat-obatan. 

Pada 26 Juli, pasukan angkatan laut Israel mencegat kapal bantuan Handala saat mendekati pantai Gaza dan mengawalnya ke Pelabuhan Ashdod. Kapal tersebut telah mencapai sekitar 70 mil laut dari Gaza, melampaui jarak yang ditempuh oleh Madleen, yang mencapai 110 mil sebelum dihentikan.

Sekelompok aktivis bergabung dengan Armada Sumud Global dari Mediterania pada hari Senin, dan dua kapal lagi akan bergabung dari Pemerintah Siprus Yunani dan Turki. Kapal terbesar armada tersebut akan berlayar pada hari Selasa dengan 100 orang di dalamnya, ujar aktivis tersebut.

La Piccirella mengatakan selain kapal angkatan laut Italia dan Spanyol yang memberikan perlindungan bagi armada tersebut, tiga negara lagi sedang mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak kapal militer, tanpa mengungkapkan nama negara-negara tersebut.

"Jadi, ini semakin besar. Dan ini bukan tentang kita, tentang Armada Sumud Global. Ini seperti sebuah gerakan yang melibatkan ratusan orang di laut dan jutaan orang di darat, dan ini tak terhentikan sampai pengepungan dipatahkan," ujarnya.

Armada Global Sumud, yang terdiri dari sekitar 50 kapal, berlayar awal bulan ini untuk menerobos blokade Israel terhadap Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, khususnya pasokan medis, ke daerah kantong yang dilanda perang tersebut.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup sepenuhnya penyeberangan Gaza, memblokir konvoi makanan dan bantuan serta memperparah kondisi kelaparan di daerah kantong tersebut.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong itu tak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit.

 

 


SUMBER: Instagram, ANADOLU AJANSI

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved