Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Armada Sumud akan Masuki Zona Berisiko Tinggi, Kian Mendekati Gaza

Armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla akan memasuki zona berisiko tinggi, mereka mendekati Gaza untuk mematahkan blokade Israel.

Editor: Muhammad Barir
RNTV/TangkapLayar
MENUJU GAZA - Tangkap layar dari situs RNTV, Kamis (4/9/2025) yang menunjukkan gambar kapal yang sedang menuju Gaza dihasilkan oleh AI. Sebanyak 50 kapal dari 44 negara tergabung dalam armada Sumud Flotia akan menuju Gaza membawa bantuan makanan dan obat-obatan. 

Armada Sumud akan Masuki Zona Berisiko Tinggi, Dekati Gaza untuk Patahkan Blokade Israel

TRIBUNNEWS.COM- Armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla akan memasuki zona berisiko tinggi, mereka mendekati Gaza untuk mematahkan blokade Israel.

Melalui akun Instagramnya, Global Sumud Flotilla mengungkapkan, pembaruan misi mereka, "Armada ini berada sekitar 270 mil laut menuju Gaza" tulis Armada Global Sumud di akun media sosialnya, beberapa waktu lalu. 

'Kapal-kapal Armada Sumud Global, JEANNOT III & ESTRELLA, berlayar lurus dan kini hanya berjarak 270 mil laut dari Gaza, dengan perkiraan tiba dalam 3 hari'. 

'Hanya dalam 1,5 hari, armada ini akan memasuki zona berisiko tinggi, tempat armada-armada sebelumnya telah dicegat. Di sinilah kewaspadaan dan solidaritas global sangat dibutuhkan'. 

'Sebagai pengingat, kapal JOHNNY M telah dievakuasi dengan selamat setelah mengalami kebocoran di ruang mesin, tetapi hal ini tidak akan menyebabkan penundaan yang signifikan bagi misi kami. Semua peserta telah dipindahkan dengan selamat'. 

'Setiap saksi berharga. Mohon awasi mereka, keselamatan mereka bergantung pada pengawasan dunia. Sebarkan pesan ini seluas-luasnya. Bergabunglah dengan kami. Hentikan Genosida. Awasi Gaza" tulis mereka di Instagramnya. 

 

 

Baca juga: Iran Bergabung dengan Konvoi Global Sumud Flotilla, Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

 

 

 

 

Armada Bantuan Internasional Dekati Gaza untuk Patahkan Blokade Israel

Armada bantuan internasional Global Sumud Flotilla sedang mendekati Jalur Gaza dalam upaya untuk menerobos blokade Israel di daerah kantong Palestina, kata penyelenggara pada hari Senin.

Tony La Piccirella, seorang aktivis Italia dari Global Sumud Flotilla, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa mereka akan mencapai titik pada hari Selasa di mana kapal bantuan Madleen dan Handala telah dicegat oleh pasukan angkatan laut Israel dalam upaya sebelumnya untuk mencabut pengepungan Israel dan mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Pada 26 Juli, pasukan angkatan laut Israel mencegat kapal bantuan Handala saat mendekati pantai Gaza dan mengawalnya ke Pelabuhan Ashdod. Kapal tersebut telah mencapai sekitar 70 mil laut dari Gaza, melampaui jarak yang ditempuh oleh Madleen, yang mencapai 110 mil sebelum dihentikan.

Sekelompok aktivis bergabung dengan Armada Sumud Global dari Mediterania pada hari Senin, dan dua kapal lagi akan bergabung dari Pemerintah Siprus Yunani dan Turki. Kapal terbesar armada tersebut akan berlayar pada hari Selasa dengan 100 orang di dalamnya, ujar aktivis tersebut.

La Piccirella mengatakan selain kapal angkatan laut Italia dan Spanyol yang memberikan perlindungan bagi armada tersebut, tiga negara lagi sedang mempertimbangkan untuk mengirim lebih banyak kapal militer, tanpa mengungkapkan nama negara-negara tersebut.

"Jadi, ini semakin besar. Dan ini bukan tentang kita, tentang Armada Sumud Global. Ini seperti sebuah gerakan yang melibatkan ratusan orang di laut dan jutaan orang di darat, dan ini tak terhentikan sampai pengepungan dipatahkan," ujarnya.

Armada Global Sumud, yang terdiri dari sekitar 50 kapal, berlayar awal bulan ini untuk menerobos blokade Israel terhadap Gaza dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, khususnya pasokan medis, ke daerah kantong yang dilanda perang tersebut.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup sepenuhnya penyeberangan Gaza, memblokir konvoi makanan dan bantuan serta memperparah kondisi kelaparan di daerah kantong tersebut.

Tentara Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman yang tak henti-hentinya telah membuat daerah kantong itu tak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit.

 

 


SUMBER: Instagram, ANADOLU AJANSI

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved