Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Panggil 135.000 Pria untuk Dinas Militer, Wajib Militer Musim Gugur Terbesar Rusia sejak 2016
Rusia memanggil pria berusia antara 18 dan 30 tahun untuk mengikuti dinas militer wajib setiap musim semi dan musim gugur.
Pengadilan Pidana Najaf menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa terpidana tersebut telah "membentuk kelompok dan mengirim mereka untuk berperang di luar negeri dengan imbalan kompensasi finansial" dan bahwa putusan tersebut dikeluarkan berdasarkan undang-undang anti-perdagangan manusia Irak.
Dilansir Arab News, seorang pejabat pengadilan Irak dan seorang pejabat keamanan senior, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berkomentar, mengatakan bahwa pria tersebut, yang mereka identifikasi sebagai Risan Falah Kamel, dihukum karena merekrut pejuang dan mengirim mereka untuk berperang di pihak Rusia.
Pejuang asing telah bergabung dengan kedua belah pihak dalam perang yang dimulai dengan invasi Rusia pada tahun 2022.
Awal tahun ini, pejabat Ukraina mengatakan bahwa sejumlah besar warga negara Tiongkok bertempur untuk tentara invasi Rusia dan bahwa mereka telah mengumpulkan informasi intelijen terperinci tentang lebih dari 150 tentara bayaran yang diduga direkrut Moskow melalui media sosial.
Namun, Tiongkok membantah tuduhan tersebut.
Para pejabat Amerika dan Korea Selatan juga mengatakan bahwa Korea Utara telah mengirimkan ribuan pasukan dan amunisi untuk membantu Rusia di medan perang.
Para pejabat Ukraina mengatakan sejak awal perang, lebih dari 20.000 orang dari 52 negara telah datang ke Ukraina untuk membantu negara itu mempertahankan diri dari agresi Rusia.
Sejak saat itu, jumlah pejuang asing di jajaran militer Ukraina telah dirahasiakan.
Tahun lalu, militer Rusia menangkap seorang warga negara Inggris yang bertempur dengan pasukan Ukraina yang telah menduduki sebagian wilayah Kursk Rusia.
Baca juga: Putin Berseragam Militer, Pantau Latihan Gabungan Rusia-Belarusia

Di sisi lain, Rusia melancarkan serangkaian serangan drone dan rudal ke Ukraina pada Minggu (28/9/2025) malam waktu setempat.
Serangan itu menewaskan empat orang, dengan Kyiv menjadi sasaran serangan terberat.
Ini merupakan pemboman besar pertama sejak serangan udara di ibu kota Ukraina yang menewaskan 21 orang bulan lalu.
Tymur Tkachenko, kepala Pemerintah Kota Kyiv, mengonfirmasi korban jiwa pada hari Minggu melalui Telegram dan mengatakan bahwa 10 orang lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan warga sipil di seluruh kota.
Seorang anak perempuan berusia 12 tahun termasuk di antara korban tewas.
Asap hitam tebal terlihat mengepul dari ledakan di dekat pusat kota.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.