Konflik Palestina Vs Israel
Israel Makin Dikucilkan Dunia, Krisis Gaza Picu Sanksi Ekonomi, Budaya hingga Olahraga
Israel kini menghadapi isolasi global yang kian mendalam seiring meningkatnya tekanan dan kecaman internasional atas agresi militernya di Gaza.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
Di dunia hiburan, boikot terhadap Israel makin luas.
Penyelenggara Eurovision di Irlandia, Belanda dan Spanyol telah menyatakan tidak akan berpartisipasi jika Israel tetap diizinkan tampil pada 2026.
Mereka menilai keikutsertaan Israel tidak sesuai dengan nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi dalam ajang tersebut.
Festival musik Internasional di Belgia bahkan membatalkan konser Munich Philharmonic karena direncanakan dipimpin oleh konduktor Israel, Lahav Shani.
Meskipun Shani dikenal vokal mendukung perdamaian, pihak penyelenggara mengaku tidak yakin akan sikapnya terhadap tindakan Israel di Gaza.
Sementara itu, Hollywood pun ikut bersuara.
Ribuan insan perfilman, termasuk bintang seperti Emma Stone, Andrew Garfield dan Olivia Colman menandatangani pernyataan boikot terhadap institusi film Israel yang dianggap terlibat dalam praktik genosida dan apartheid.
Dunia Olahraga Juga Bersikap
Isolasi Israel juga menyentuh dunia olahraga.
Tahap akhir balap sepeda internasional dibatalkan setelah protes besar-besaran atas keikutsertaan tim Israel-Premier Tech.
Di Spanyol, para pemain catur Israel dilarang bertanding dengan membawa bendera nasional, menyebabkan mereka mundur dari turnamen.
UEFA juga disebut sedang mempertimbangkan kemungkinan mengeluarkan Israel dari kompetisi sepak bola Eropa, meskipun belum ada keputusan final.
Kekhawatiran ini sempat disinggung oleh Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel, Miki Zohar yang menyatakan bahwa pemerintah bekerja keras mencegah pengusiran tersebut.
Walk Out Massal saat Netanyahu Pidato di Sidang PBB
Pengucilan Israel semakin terlihat ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hadir di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, pada 26 September 2025, untuk menyampaikan pidato penting.
Namun, kunjungannya dibayangi tekanan besar.
Netanyahu bahkan harus menempuh rute penerbangan memutar, menghindari wilayah udara beberapa negara Eropa yang merupakan anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC), untuk bisa tiba di Amerika Serikat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.