Kapal Perang Rusia Ketahuan Ngumpet di Lepas Pantai Denmark Saat Drone Menyerang Bandara

Kapal Perang Rusia Ketahuan Ngumpet di Lepas Pantai Denmark Saat Drone Moskow Menyerang

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Denmark melaporkan penampakan kapal perang Rusia di tepi perairan Denmark dengan sistem pelacakan dimatikan.

"Dimatikannya sinyal kapal ini menunjukkan kalau kapal Angkatan Laut Rusia itu kemungkinan mencoba menghindari deteksi," menurut media Denmark Ekstra Bladet.

Penampakan kapal perang Rusia ini diketahui tak lama setelah Denmark menyatakan situasi adanya pelanggaran udara oleh pesawat-pesawat nirawak yang diduga milik Rusia.

Pihak berwenang menduga, kapal pendarat Rusia tersebut menjadi titik awal penerbangan drone-drone penerobos wilayah udara negara tersebut.

Baca juga: Rusia Geram NATO Gelar Latihan Militer Arctic Light 2025, Kenapa Denmark Tidak Undang AS?

Mengapa Hal Ini Penting

Insiden di Denmark ini terjadi setelah pesawat tempur Rusia minggu lalu menerobos wilayah udara Rumania dan Estonia.

Pelanggaran wilayah udara ini meningkatkan ketegangan antara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan militer Rusia di saat tekanan internasional meningkat ke Rusia agar mengakhiri invasinya ke Ukraina.

Denmark mengalami penerobosan wilayah udara yang mirip pada pekan ini.

Manuver Rusia itu digambarkan oleh para pejabat Denmark sebagai "serangan hibrida" berupa pesawat tanpa awak yang terbang melintasi wilayah udara negara tersebut.

Penerobosan wilayah udara oleh drone-drone Rusia ini mengganggu operasi infrastruktur penting, yang mendorong Denmark untuk menggunakan Pasal 4 NATO.

Baca juga: Drone Misterius Lumpuhkan Bandara-Bandara Utama Eropa: Rusia Kalem, NATO Pindahkan Pasukan ke Timur

Apa yang Perlu Diketahui

Dugaan kalau Rusia memang sengaja mengacaukan penerbangan di Denmark makin kuat saat sebuah helikopter patroli Denmark melihat kapal Rusia, diidentifikasi sebagai kapal pendarat Aleksandr Shabalin, di lepas pantai Langeland, Denmark.

Patroli udara memang digencarkan Denmark setelah serangan pesawat nirawak yang terjadi selama dua hari berturut-turut memaksa penutupan sejumlah bandara utama, termasuk Bandara Aalborg, yang digunakan untuk penerbangan militer dan komersial, menurut Reuters.

Semua bandara telah kembali beroperasi normal pada Kamis pagi.

Drone tersebut juga muncul di dekat pangkalan udara Skrydstrup, yang merupakan rumah bagi jet tempur F-16 dan F-35 Denmark.

Menteri Luar Negeri Latvia Baiba Braze mengatakan kepada Reuters kalau pemerintah Denmark mengaitkan pesawat nirawak tersebut dengan "aktivitas negara".

Meski begitu, neara-negara Eropa dalam aliansi NATO menunggu "assesment (penilaian) lebih lanjut" terhadap pihak-pihak yang berpotensi bertanggung jawab.

NATO juga menekankan ke anggotanya atas perlunya "berinvestasi dalam kemampuan anti-pesawat nirawak".

Rusia membantah terlibat dalam operasi pesawat nirawak tersebut, tetapi para ahli berpendapat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin memerintahkan serangan dari "armada bayangan" milik Rusia.

Armada bayangan Rusia yang dimaksud adalah sekelompok kapal tanker tak terdaftar yang mengangkut minyak untuk Rusia dalam upaya menghindari sanksi berat yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Apa Itu Pasal 4 NATO?

Atas insiden drone di bandara utama mereka, Denmark mengajukan penerapan Pasal 4 NATO.

Pasal 4 NATO menyatakan : "Para pihak akan berkonsultasi bersama setiap kali, menurut pendapat salah satu dari mereka, integritas teritorial, kemerdekaan politik, atau keamanan salah satu pihak terancam."

Pasal ini berbeda dari Pasal 5 yang lebih terkenal menyerukan pertahanan kolektif semua sekutu NATO terhadap negara atau entitas lain yang telah menyerang anggota.

Pasal 4 baru berupa dimulai diskusi formal di antara para anggota setelah terjadi pelanggaran integritas atau keamanan teritorial.

Apakah Denmark Anggota NATO?

Denmark adalah salah satu anggota pendiri NATO, yang telah menandatangani perjanjian tersebut pada April 1949.

Keanggotaan dalam aliansi ini tetap menjadi landasan keamanan nasional Denmark selama beberapa dekade setelah mempertahankan sikap netralitas yang telah lama berlaku. 

Kebijakan ini serupa dengan yang terus dijalankan Swedia dan Finlandia hingga beberapa tahun terakhir, ketika invasi Ukraina memaksa mereka untuk mengikuti jejak Denmark dan meninggalkan netralitas demi keanggotaan NATO dan keamanan yang lebih baik dalam menghadapi agresi Rusia.

Denmark adalah salah satu dari tiga negara Nordik yang menandatangani perjanjian awal, bersama dengan Islandia dan Norwegia.

Berapa Banyak Negara Anggota NATO?

NATO saat ini beranggotakan 32 negara, setelah baru-baru ini menambahkan Swedia dan Finlandia.

Keanggotaan ini memberikan perlindungan penting dan keamanan internasional melalui klausul Pasal 5 aliansi, meskipun penyelidikan baru-baru ini terhadap wilayah udara anggota NATO tanpa adanya kontak atau serangan militer yang jelas telah menguji batas kemampuan aliansi untuk merespons tekanan eksternal.

Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengatakan kepada wartawan pekan lalu:

"Tidak diragukan lagi bahwa Rusia akan menjadi ancaman bagi Eropa dan Denmark di tahun-tahun mendatang."

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menulis di X:

"Baru saja berbicara dengan PM Denmark Mette Frederiksen tentang situasi pesawat nirawak, yang kami tanggapi dengan sangat serius. Sekutu NATO dan Denmark bekerja sama untuk memastikan keselamatan dan keamanan infrastruktur penting kami."

 Mantan Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis, menulis di X:

"Jika sebuah jet Rusia ditembak jatuh di wilayah udara NATO hari ini – para sejarawan akan mengatakan bahwa Rusia memulai perang pada tahun 2022. Kita tidak perlu membiarkan Putin memanipulasi kita untuk mengizinkannya memasuki wilayah udara kita "untuk mencegah perang." Tetapi jika kita takut pada kekuatan kita sendiri, kita akan menjadi korban Rusia."

(oln/nw/*)