Konflik Rusia Vs Ukraina
Iran Kedatangan Jet MiG-29 dan Rudal S-400 Rusia, Sinyal Musuh Israel Modernisasi Militer ?
Iran terima jet tempur MiG-29, pesawat multirole ringan buatan Rusia yang gesit dan tangguh, perkuat kekuatan udara di tengah ketegangan regional.
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
Jet tempur MiG-29 Fulcrum buatan Rusia adalah salah satu pesawat legendaris yang lahir di era Perang Dingin.
Kehadirannya menjadi simbol kekuatan udara Soviet untuk menyaingi jet F-16 dan F/A-18 milik Amerika Serikat.
Meski usianya sudah puluhan tahun, pesawat ini masih digunakan oleh banyak negara karena punya kombinasi kemampuan manuver dan daya tempur yang mumpuni.
MiG-29 sendiri dikenal dengan kelincahan manuver di udara. Pesawat ini mampu bergerak cepat dan lincah dalam pertempuran jarak dekat (dogfight).
Sistem mesinnya juga kuat, bisa terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 2 atau dua kali kecepatan suara.
Dari sisi persenjataan, MiG-29 dapat dipasangi berbagai rudal udara-ke-udara, roket, hingga bom berpemandu, sehingga fleksibel dalam menghadapi ancaman.
Biaya operasionalnya pun relatif lebih murah dibanding jet tempur generasi terbaru, membuatnya lebih mudah dirawat oleh negara dengan anggaran militer terbatas.
Ada beberapa alasan utama mengapa Rusia memilih memberikan MiG-29 kepada Iran. Pertama, politik aliansi.
Hubungan Moskow dan Teheran semakin dekat sejak Rusia diisolasi oleh negara Barat akibat perang di Ukraina.
Iran membantu Rusia dengan memasok drone kamikaze, dan sebagai imbalannya Rusia mempercepat kerja sama pertahanan, termasuk pasokan jet tempur.
Kedua, kepentingan strategis di Timur Tengah. Dengan memperkuat Iran, Rusia berharap bisa menyeimbangkan pengaruh Amerika Serikat dan Israel di kawasan.
Kehadiran MiG-29, meski bukan teknologi terbaru, tetap memberi sinyal kuat bahwa Iran memiliki dukungan militer dari Moskow.
Ketiga, transaksi ekonomi dan militer. Iran adalah pasar potensial bagi industri pertahanan Rusia. MiG-29 dijadikan opsi jangka pendek sambil menunggu pesawat tempur yang lebih modern seperti Su-35 dikirimkan, sekaligus membuka jalan bagi pembelian sistem persenjataan lain.
Dengan kata lain, MiG-29 di tangan Iran bukan hanya soal memperkuat militer, tapi juga bagian dari permainan geopolitik yang lebih besar, di mana Rusia dan Iran berusaha menunjukkan kedekatan sekaligus menentang dominasi Barat di kawasan.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.