Senin, 29 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Iran Kedatangan Jet MiG-29 dan Rudal S-400 Rusia, Sinyal Musuh Israel Modernisasi Militer ?

Iran terima jet tempur MiG-29, pesawat multirole ringan buatan Rusia yang gesit dan tangguh, perkuat kekuatan udara di tengah ketegangan regional.

RNTV/TangkapLayar
SERANGAN ISRAEL -Iran terima jet tempur MiG-29, pesawat multirole ringan buatan Rusia yang gesit dan tangguh, perkuat kekuatan udara di tengah ketegangan regional. 

TRIBUNNEWS.COM - Iran resmi menerima kiriman jet tempur MiG-29,pesawat tempur multirole ringan dan gesit buatan Rusia.

Informasi ini diungkapkan oleh Abolfazl Zohrevand, anggota Komite Keamanan Nasional Parlemen Iran.

Zohrevand, menegaskan bahwa MiG-29 yang telah mendarat di Shiraz menjadi solusi sementara sembari menunggu pengiriman jet Sukhoi Su-35 yang lebih canggih dari Moskow.

Langkah ini dipandang sebagai upaya nyata Iran untuk mempercepat modernisasi militernya, setelah  sebelumnya Iran menggenjot pasokan sistem pertahanan udara canggih, termasuk S-400 Rusia dan HQ-9 Tiongkok dalam jumlah signifikan.

Mengutip dari Newsweek, Pengiriman MiG-29 datang hanya beberapa hari setelah bentrokan selama 12 hari antara Israel dan Iran, yang memperlihatkan kerentanan angkatan udara Teheran.

Serangan Israel dalam perang singkat itu berhasil melumpuhkan sejumlah aset penting, termasuk sistem pertahanan udara S-300 yang dibeli Iran dari Rusia pada 2016.

Meski MiG-29 hanya dianggap sebagai pengisi sementara, Zohrevand menegaskan Su-35 akan segera tiba dan menjadi tulang punggung baru angkatan udara Iran.

Kedatangan jet generasi 4++ itu akan melengkapi arsenal pertahanan Teheran bersama sistem rudal Bavar-373, Khordad, Sayyad, hingga rudal jarak jauh Arman yang dikembangkan dalam negeri.

Baca juga: Disorot Media Israel, Iran Diam-Diam Menguji Rudal Rahasia yang Bisa Jangkau Seluruh Benua

“Begitu sistem ini sepenuhnya terpasang, musuh-musuh kita akan memahami bahasa kekuatan,” tegas Zohrevand kepada media lokal, menandai ambisi Iran untuk meningkatkan kekuatan udara dan pertahanannya di tengah sorotan dunia internasional.

Sinyal Iran Modernisasi Militer ?

Kehadiran MiG-29 juga diyakini mampu memberikan "nafas tambahan" bagi angkatan udara Iran yang masih banyak bergantung pada pesawat buatan Amerika Serikat era pra-revolusi 1979, menandai keseriusan Iran untuk mempercepat modernisasi militernya.

“Begitu sistem ini sepenuhnya terpasang, musuh-musuh kita akan memahami bahasa kekuatan,” tegas Zohrevand kepada media lokal, menandai ambisi Iran untuk meningkatkan kekuatan udara dan pertahanannya di tengah sorotan dunia internasional.

“Modernisasi ini adalah pesan tegas kepada lawan-lawan kita, terutama Israel, bahwa Iran tidak akan tinggal diam,” tambah Zohrevand.

Lebih lanjut, kedatangan MiG-29 tak hanya sekadar menambah armada udara, tetapi juga membawa pesan politik.

Teheran ingin menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi tekanan Israel dan sekutunya. Pasokan senjata dari Rusia menjadi simbol aliansi baru yang berpotensi mengubah peta kekuatan di kawasan.

Dengan tambahan jet tempur ini, Iran berharap dapat menutup celah besar dalam pertahanan udaranya sekaligus meningkatkan posisi tawar di panggung internasional. Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa perlombaan senjata di Timur Tengah masih jauh dari kata usai.

Kelebihan MiG-29

Jet tempur MiG-29 Fulcrum buatan Rusia adalah salah satu pesawat legendaris yang lahir di era Perang Dingin.

Kehadirannya menjadi simbol kekuatan udara Soviet untuk menyaingi jet F-16 dan F/A-18 milik Amerika Serikat.

Meski usianya sudah puluhan tahun, pesawat ini masih digunakan oleh banyak negara karena punya kombinasi kemampuan manuver dan daya tempur yang mumpuni.

MiG-29 sendiri dikenal dengan kelincahan manuver di udara. Pesawat ini mampu bergerak cepat dan lincah dalam pertempuran jarak dekat (dogfight).

Sistem mesinnya juga kuat, bisa terbang dengan kecepatan lebih dari Mach 2 atau dua kali kecepatan suara.

Dari sisi persenjataan, MiG-29 dapat dipasangi berbagai rudal udara-ke-udara, roket, hingga bom berpemandu, sehingga fleksibel dalam menghadapi ancaman.

Biaya operasionalnya pun relatif lebih murah dibanding jet tempur generasi terbaru, membuatnya lebih mudah dirawat oleh negara dengan anggaran militer terbatas.

Ada beberapa alasan utama mengapa Rusia memilih memberikan MiG-29 kepada Iran. Pertama, politik aliansi.

Hubungan Moskow dan Teheran semakin dekat sejak Rusia diisolasi oleh negara Barat akibat perang di Ukraina.

Iran membantu Rusia dengan memasok drone kamikaze, dan sebagai imbalannya Rusia mempercepat kerja sama pertahanan, termasuk pasokan jet tempur.

Kedua, kepentingan strategis di Timur Tengah. Dengan memperkuat Iran, Rusia berharap bisa menyeimbangkan pengaruh Amerika Serikat dan Israel di kawasan.

Kehadiran MiG-29, meski bukan teknologi terbaru, tetap memberi sinyal kuat bahwa Iran memiliki dukungan militer dari Moskow.

Ketiga, transaksi ekonomi dan militer. Iran adalah pasar potensial bagi industri pertahanan Rusia. MiG-29 dijadikan opsi jangka pendek sambil menunggu pesawat tempur yang lebih modern seperti Su-35 dikirimkan, sekaligus membuka jalan bagi pembelian sistem persenjataan lain.

Dengan kata lain, MiG-29 di tangan Iran bukan hanya soal memperkuat militer, tapi juga bagian dari permainan geopolitik yang lebih besar, di mana Rusia dan Iran berusaha menunjukkan kedekatan sekaligus menentang dominasi Barat di kawasan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan