Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Usai Dukung Pengakuan Palestina di PBB, Apa yang Bisa Dilakukan Prabowo untuk Kemerdekaan Palestina?

Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana mengungkap apa saja yang bisa dilakukan Prabowo sebagai Presiden RI untuk kemerdekaan Palestina.

Tribunnews.com/Taufik Ismail
KEMERDEKAAN PALESTINA - Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Senin, (22/9/2025). (Sekretariat Presiden). Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, selain menyuarakan pengakuan negara Palestina di KTT PBB, masih ada yang bisa dilakukan Prabowo untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina. Di antaranya dengan melakukan Shuttle Diplomacy. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya soal Palestina dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) di Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (23/9/2025).

Dengan lantang, Prabowo menyuarakan soal solusi dua negara bagi Palestina dan Israel yang selama ini terlibat konflik di Gaza.

Prabowo mengatakan, Indonesia mendukung adanya solusi dua negara dalam mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.

Prabowo juga mengutuk keras segala tindakan kekerasan bagi warga sipil yang tidak berdosa, terutama kekerasan yang terjadi di Gaza.

Menurut Prabowo forum ini tak hanya menyangkut nasib Palestina saja, tapi juga soal masa depan Israel.

Melalui forum ini, Indonesia juga menegaskan komitmennya kembali untuk mengakui negara Palestina.

Tak hanya itu Prabowo juga menyebut, dengan Israel mengakui kemerdekaan Palestina, maka Indonesia juga akan mengakui negara Israel.

Kini setelah berpidato terkait solusi dua negara untuk perdamaian Palestina dan Israel di KTT PBB ini, langkah apa lagi yang bisa dilakukan Prabowo demi mewujudkan kemerdekaan Palestina?

Melakukan Shuttle Diplomacy

Menurut Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, selain menyuarakan pengakuan negara Palestina di KTT PBB, masih ada yang bisa dilakukan Prabowo untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Di antaranya dengan melakukan Shuttle Diplomacy.

Shuttle diplomacy adalah sebuah metode diplomasi di mana pihak ketiga (mediator) melakukan perjalanan bolak-balik antara dua pihak atau lebih yang berselisih untuk merundingkan kesepakatan atau menyelesaikan sengketa, tanpa ada kontak langsung antarpihak yang berkonflik.

Baca juga: Pidato Prabowo di KTT PBB: Pengakuan Palestina adalah Langkah yang Benar!

"Kalau menurut saya ini tidak berhenti hanya pada pidato yang 15 menit, tapi Bapak Presiden perlu melakukan apa yang disebut dengan shuttle diplomacy.'"

"Diplomasi dimana beliau sangat aktif untuk mendamaikan negara-negara dengan bepergian ke negara-negara tersebut," kata Hikmahanto dalam Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Selasa (23/9/2025).

Hikmahanto menilai shuttle diplomacy ini bisa dilakukan Prabowo karena selama ini Prabowo memiliki kemudahan dalam berkomunikasi dengan berbagai pimpinan dari negara lain.

Bahkan Prabowo juga dinilai memiliki kemudahan untuk bisa berkunjung ke negara lain dalam waktu singkat.

"Kita tahu bahwa Bapak Presiden ini beliau sangat mudah untuk mengontak pimpinan dari negara lain, menelepon Perdana Menteri, Presiden (negara lain), tanpa ada halangan, bahkan beliau juga bisa datang dalam waktu sekejap," terang Hikmahanto.

Contohnya ketika Prabowo berkunjung ke Doha, Qatar pada 12 September 2025 kemarin.

Selang beberapa hari setelah Doha diserang Israel, yakni pada 9 September 2025, Prabowo langsung datang ke Doha untuk menyampaikan keprihatinannya atas adanya serangan Israel tersebut.

Lalu saat Prabowo berkunjung ke China pada 3 September 2025 lalu untuk menghadiri perayaan 80 tahun kemenangan perang perlawanan rakyat China.

Kala itu Prabowo hanya berkunjung ke China selama delapan jam saja, demi memenuhi undangan khusus Presiden Tiongkok, Xi Jinping.

Baca juga: Prabowo di KTT PBB: Indonesia akan Akui Israel, jika Israel Akui Kemerdekaan Palestina

"Ingat kemarin di Doha, Qatar terjadi serangan, sesaat setelah itu beliau langsung terbang kesana, memberikan penguatan."

"Beliau juga tidak segan datang ke China, hanya dalam waktu beberapa jam dan kemudian kembali lagi ke Indonesia," jelas Hikmahanto.

Dengan kemudahan Prabowo untuk berkomunikasi dan mengunjungi negara lain ini, Hikmahanto menilai Prabowo akan bisa menggunakan shuttle diplomacy dengan maksimal untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Prabowo juga diharapkan bisa lebih banyak bertemu berbagai pemimpin dunia agar bisa menyuarakan soal perdamaian dunia.

"Jadi ini yang disebut  shuttle diplomacy yang dimana Bapak Presiden bisa bertemu dengan banyak pemimpin, untuk mencoba mendamaikan apa yang terjadi di dunia ini," imbuhnya.

Baca juga: Prabowo Hadiri Konferensi Internasional di PBB Terkait Palestina

KTT PBB di New York 

Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Senin (22/9/2025). (Sekretariat Presiden).
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, pada Senin (22/9/2025). (Sekretariat Presiden). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Sidang di Forum KTT PBB di New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025) hari ini, diketahui dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Forum ini dibuka langsung pimpinan sidang yakni Emmanuel Macron, Pangeran Faisal, Presiden Majelis Umum PBB Annalena Baerbock, dan juga sambutan secara virtual dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Presiden Prabowo berkesempatan untuk menyampaikan pidatonya di KTT PBB ini setelah pidato dari Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Brazil Luis Ignacio Lula Da Silva, Presiden Portugal Marcel Rebelo de Sousa.

Baca juga: Presiden Prabowo Diminta Tekankan Krisis Palestina Saat Berpidato di Majelis Umum PBB

Prabowo berpidato dalam bahasa Inggris dan berikut adalah terjemahan isi pidato Prabowo dalam Bahasa Indonesia, dilansir laman resmi presidenri.go.id:

Yang Mulia Presiden Emmanuel Macron, Presiden Republik Prancis; 
Yang Mulia Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi sebagai ketua bersama pertemuan terhormat ini; 
Yang Mulia, Wakil-wakil terhormat Perserikatan Bangsa-Bangsa, 

Saya ingin menyampaikan penghargaan terdalam dan rasa hormat tertinggi kami kepada Pemerintah Prancis dan Kerajaan Arab Saudi atas kepemimpinan mereka dalam menyelenggarakan musyawarah penting ini. Dengan berat hati, kami mengenang tragedi tak tertahankan yang sedang berlangsung di Gaza: ribuan nyawa tak berdosa—banyak di antaranya perempuan dan anak-anak—telah terbunuh, kelaparan mengancam, dan bencana kemanusiaan sedang terjadi di depan mata kita. Kami mengutuk semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa. 

Oleh karena itu, hari ini dengan bermartabat kita berkumpul untuk mengemban tanggung jawab historis kita. Tanggung jawab ini tidak hanya menyangkut nasib Palestina, tetapi juga masa depan Israel, dan juga kredibilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa. 

Oleh karena itu, Indonesia sekali lagi menegaskan kembali komitmennya terhadap Solusi Dua Negara dalam masalah Palestina. Hanya Solusi Dua Negara yang akan membawa perdamaian. Kita harus menjamin kenegaraan Palestina, tetapi Indonesia juga menyatakan bahwa begitu Israel mengakui kemerdekaan negara Palestina, Indonesia akan segera mengakui Negara Israel dan kami akan mendukung semua jaminan keamanan Israel. 

Deklarasi New York telah menyediakan jalan damai dan adil menuju perdamaian. Kenegaraan harus berarti perdamaian, pengakuan harus berarti peluang nyata menuju perdamaian abadi. Perdamaian sejati haruslah bagi semua pihak.

Yang Mulia,
Kami mengapresiasi negara-negara terkemuka di dunia yang telah mengambil langkah berprinsip ini: Prancis, Kanada, Australia, Inggris, Portugal, dan banyak negara terkemuka lainnya di dunia telah mengambil langkah di sisi sejarah yang benar. Pengakuan Negara Palestina adalah langkah yang tepat di sisi sejarah yang benar. 

Kepada mereka yang belum bertindak, kami katakan: sejarah tidak tinggal diam. Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan. Kita harus mencapai perdamaian yang dibutuhkan umat manusia. Kami siap mengambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami bersedia menyediakan pasukan penjaga perdamaian. 

Terima kasih banyak. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian.
Terima kasih banyak. 

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)

Baca berita lainnya terkait Konflik Palestina Vs Israel.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved