Senin, 29 September 2025

Presiden Prabowo Diminta Tekankan Krisis Palestina Saat Berpidato di Majelis Umum PBB

Forum ini merupakan momen Indonesia untuk menekankan bahwa genosida di Palestina harus dipandang sebagai agenda prioritas dunia.

|
DPD RI
Anggota DPD RI dan aktivis perempuan Fahira Idris 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Senator DPD RI asal DKI Jakarta, Fahira Idris, berharap Presiden Prabowo Subianto memberikan porsi besar pada isu krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Fahira, forum global ini adalah momentum tepat untuk menegaskan posisi Indonesia sebagai bagian dari Global South sekaligus menekankan bahwa genosida di Palestina harus dipandang sebagai agenda prioritas dunia.

Baca juga: Eropa Pasang Badan Bela Palestina, Ancam Israel Jika Nekat Aneksasi Tepi Barat

“Sebagai negara yang konsisten mengutuk penjajahan Israel, Indonesia harus mendorong agar isu Palestina tidak lagi menjadi agenda sampingan, tetapi prioritas global. Sudah saatnya Palestina dijadikan agenda utama reformasi tata kelola global,” ujar Fahira dikutip, Senin (22/9/2025).

Kritik Struktur PBB

Aktivis Bela Palestina itu menilai, temuan PBB melalui komisi penyelidikan yang menyatakan Israel melakukan genosida, kejahatan perang, hingga apartheid seharusnya cukup menjadi dasar kuat bagi negara-negara di dunia untuk bertindak tegas.

Fahira menyebut Indonesia dapat mengedepankan diplomasi kemanusiaan agresif, antara lain dengan mendorong pengiriman bantuan tanpa blokade, membuka jalur aman bagi pengungsi, hingga memimpin koalisi negara Global South guna menuntut embargo senjata terhadap Israel.

Ia juga menyoroti kelemahan struktur PBB, khususnya hak veto Dewan Keamanan, yang dinilai menjadi penghalang utama penyelesaian konflik Palestina.

“Hak veto membuat satu negara adikuasa bisa mematikan aspirasi kemanusiaan ratusan negara lain,” tegasnya.

Solidaritas Dunia Menguat

Lebih jauh, Fahira melihat perubahan iklim global dalam satu dekade terakhir. Dukungan terhadap Palestina semakin meluas melalui demonstrasi di berbagai kota dunia, aksi boikot produk Israel, hingga kampanye digital lintas negara.

“Solidaritas Palestina kini bukan isu pinggiran, melainkan arus besar kesadaran global. Dunia semakin muak dengan genosida Israel dan lebih berani menyuarakan kemerdekaan Palestina,” ujarnya.

Harapan untuk Indonesia

Fahira optimistis Indonesia, melalui kepemimpinan Presiden Prabowo, bisa menjadi game changer dalam diplomasi global.

“Kita menaruh harapan besar agar Indonesia lantang menyuarakan bahwa kemerdekaan Palestina adalah agenda global yang harus segera dituntaskan,” katanya.

Sebagai informasi, Presiden Prabowo dijadwalkan berpidato pada sesi Debat Umum PBB tanggal 23 September 2025.

Ia akan berbicara di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan