Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Donald Trump dan Xi Jinping Berbicara via Telepon, TikTok dan Perdagangan Jadi Topik Utama
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggelar panggilan telepon penting dengan Presiden Xi Jinping, pada Jumat (19/9/2025), pagi waktu AS.
Penulis:
Farrah Putri Affifah
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menggelar panggilan telepon penting dengan Presiden Xi Jinping, pada Jumat (19/9/2025), pagi waktu AS.
Dalam pembicaraan yang merupakan kontak langsung pertama antara kedua pemimpin sejak tiga bulan terakhir ini, isu utama yang dibahas meliputi kesepakatan terkait aplikasi TikTok dan hubungan perdagangan bilateral antara kedua negara.
Permasalahan TikTok sendiri bermula dari kekhawatiran pemerintah AS terhadap keamanan nasional.
Aplikasi video pendek yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok, ByteDance memiliki sekitar 170 juta pengguna aktif di Amerika Serikat.
Namun aturan undang-undang baru yang disahkan Kongres AS mengharuskan perusahaan induk TikTok menjual asetnya di AS kepada pemilik lokal untuk mencegah potensi pengumpulan data oleh pemerintah Tiongkok.
Sementara itu, perang dagang AS-China yang telah berlangsung bertahun-tahun masih menyisakan tarif dan pembatasan ekspor yang menjadi penghalang dalam hubungan ekonomi kedua negara.
Dalam unggahan di platform Truth Social usai panggilan telepon, Trump menyatakan bahwa percakapan tersebut sangat produktif dan memberikan kemajuan signifikan, khususnya dalam isu TikTok dan perdagangan.
"Saya baru saja menyelesaikan panggilan telepon yang sangat produktif dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Kami mencapai kemajuan dalam banyak isu yang sangat penting, termasuk perdagangan, fentanil, perlunya mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina, dan persetujuan kesepakatan TikTok," tulis Trump, dikutip dari NBC News, Sabtu (20/9/2025).
Ia juga mengungkapkan rencana untuk bertemu dengan Xi Jinping langsung di ajang KTT APEC di Korea Selatan pada akhir Oktober serta kunjungan ke China pada awal tahun depan.
"Panggilan telepon itu sangat bagus, kami akan berbicara lagi melalui telepon, menghargai persetujuan TikTok, dan kami berdua berharap dapat bertemu di APEC!" tulis Trump.
Meskipun Trump menyebutkan adanya 'persetujuan TikTok', Gedung Putih menegaskan bahwa belum ada kesepakatan final yang diumumkan dan proses negosiasi masih berjalan.
Baca juga: TikTok AS Ganti Tuan? Inilah Sosok Misterius yang Diduga Jadi Pemilik Baru
"Gedung Putih tidak membantah pernyataan bahwa belum ada kesepakatan final dengan TikTok. Pengumuman mengenai kesepakatan final pada akhirnya akan datang dari presiden," kata seorang pejabat Gedung Putih.
Sementara itu, media pemerintah China menggambarkan pembicaraan kedua pemimpin sebagai 'pragmatis, positif dan konstruktif'.
Presiden Xi menekankan pentingnya AS untuk tidak mengambil langkah pembatasan perdagangan yang dapat menghambat hasil konsultasi dan berharap adanya lingkungan bisnis yang terbuka serta adil bagi perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di AS.
“Kami berharap pihak AS akan menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil, dan non-diskriminatif bagi perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Amerika Serikat,” katanya.
ByteDance, induk TikTok, menyampaikan apresiasi atas upaya kedua pemimpin untuk menjaga kelangsungan TikTok di pasar Amerika dan menegaskan komitmen mereka untuk mematuhi hukum yang berlaku agar aplikasi tetap dapat digunakan oleh pengguna di AS.
Di tengah ketegangan ekonomi, kedua negara berusaha mencari titik temu.
AS dan Tiongkok kini tengah bernegosiasi ulang terkait tarif yang diberlakukan pada barang impor masing-masing.
Sementara isu kontrol ekspor produk strategis seperti teknologi chip dan bahan tanah jarang masih menjadi perdebatan sengit.
Baca juga: Bencana atau Prestise? Prabowo Duduk Sejajar dengan Putin, Xi Jinping, dan Kim Jong Un
Selain persoalan perdagangan dan TikTok, pembicaraan Trump dan Xi juga menyinggung perlunya meredakan konflik di Ukraina serta isu fentanil, yang menjadi perhatian bersama kedua negara.
Para pengamat menilai bahwa meski belum ada keputusan akhir, pembicaraan ini menunjukkan adanya peluang untuk memperbaiki hubungan yang selama ini diwarnai ketegangan.
Namun, sejumlah anggota parlemen AS menegaskan bahwa mereka akan menolak kesepakatan yang masih membiarkan pengaruh Tiongkok atas algoritma atau data TikTok.
"Presiden Trump memiliki semua pengaruh yang dibutuhkannya untuk mencapai kesepakatan yang menyelamatkan TikTok dan mematuhi hukum, yang berarti memastikan data dan algoritma TikTok benar-benar berada di tangan Amerika," kata Anggota DPR, Raja Krishnamoorthi, D-Ill.
(Tribunnews.com/Farra)
Artikel Lain Terkait Donald Trump dan Xi Jinping
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.