Kerusuhan di Nepal
Dosen Indonesia Terjebak di Demonstrasi di Nepal, Pelatihan Ditemani Sirine hingga Kepulan Asap
Kisah Dosen Poltekes sempat terjebak di demonstrasi besar-besaran di ibukota Nepal, Kathmandu pada 9 September 2025 lalu.
Bandara Internasional Tribhuvan ditutup, dan pemerintah menetapkan jam malam di sejumlah wilayah.
Pelatihan Jadi Berubah Daring
Situasi yang mencekam ini membuat pelatihan berubah menjadi daring atau via online.
Situasi di hari kedua ini semakin sulit diprediksi dari dalam hotel peserta mendengar suara tembakan dan melihat asap pembakaran yang semakin dekat.
“Walaupun tidak semua wilayah Kathmandu karena alasan keamanan kami memutuskan untuk melanjutkan sebagian besar kegiatan secara daring dengan tetap berkoordinasi erat dengan WHO dan penyelenggara lokal,” ungkap Hetty.
Ditambahkan Tecky, para peserta yang hadir sejak hari pertama tampak antusias mengikuti pelatihan tersebut.
Sayangnya, kegiatan secara daring itu hanya berlangsung sampai Rabu pagi.
“Kegiatan ini akhirnya ditunda sampai nanti untuk keadaan di Nepal kondusif dan nanti dilaksanakan ini diupayakan di tahun yang sama masih bisa dilaksanakan tetapi nanti masih melihat perkembangan dari ke negara Nepal ini stabilitasnya,” ungkap Tecky.
Peristiwa ini membawa kesan mendalam bagi para dosen atau peserta yang hadir.
Selain menguji mental di situasi darurat, kondisi tersebut jadi pelajaran untuk menerapkan kepemimpinan yang tepat.
“Kami datang untuk berbicara tentang kepemimpinan, tetapi justru situasi di luar ruangan yang menunjukkan bentuk kepemimpinan yang paling nyata dalam pengambilan keputusan cepat, perlindungan warga, dan penanganan krisis,” kata Hetty.
Saat ini kondisi di Nepal sudah berangsur-angsur kondusif.
Namun masih ada ketegangan sosial.
WNI yang berada di wilayah terdampak diimbau tetap waspada dan menjalin komunikasi aktif dengan KBRI setempat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.